CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   0,00   0,00%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Pemerintah Tampaknya Terapkan Strategi Front Loading Penerbitan SBN di 2024


Senin, 15 April 2024 / 18:02 WIB
Pemerintah Tampaknya Terapkan Strategi Front Loading Penerbitan SBN di 2024
ILUSTRASI. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan memaparkan progres penjualan ORI025. Pemerintah Tampaknya Terapkan Front Loading Untuk Penerbitan SBN Tahun 2024 Ini


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah tampaknya melakukan strategi kebijakan front loading dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024 ini.

Sebagai informasi, front loading merupakan istilah yang digunakan untuk strategi penerbitan SBN di awal tahun dengan jumlah yang cukup banyak.

Kebijakan ini terlihat dari target penerbitan SBN oleh pemerintah pada kuartal II 2024 hanya sebesar Rp 170 triliun, turun dari kuartal I 2024 yang sebesar Rp 230 triliun.

Baca Juga: Target Penerbitan SBN Turun pada Kuartal II-2024, Ini Pemicunya

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyampaikan, strategi front loading biasanya dipilih pemerintah untuk menghindari berbagai macam risiko yang dikhawatirkan terjadi ke depan.

“Untuk berjaga-jaga pemerintah bisanya konservatif melakukan front loading. Kelihatannya pemerintah sudah cukup aman di awal tahun dengan memenuhi target yang sebesar Rp 230 triliun,” tutur David kepada Kontan, Senin (15/4).

Di samping itu, perkembangan perekonomian global yang tidak menentu, suku bunga global yang masih tinggi, termasuk kondisi likuiditas domestik juga menjadi pertimbangan pemerintah menurunkan target penerbitan SBN pada kuartal II.

Baca Juga: Cadangan Devisa RI Diramal Terus Turun, Ini Alasannya

Pun David juga menghimbau agar pemerintah memperhatikan kondisi harga minyak global yang diperkirakan akan melonjak, juga perkembangan nilai tukar rupiah, dalam menentukan strategi penerbitan SBN.

“Harga minyak juga perkembangan kurs karena ini akan mempengaruhi APBN dan belanja pemerintah juga,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pemerintah menargetkan penerbitan SBN sebesar Ro 666,4 triliun tahun 2024. Pembiayaan utang tersebut, dilakukan untuk menutup defisit anggaran yang ditargetkan dalam APBN 2024 yang sebesar 2,29% dari produk domestik bruto (PDB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×