Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Pertama, percepatan pembayaran kompensasi dan penugasan untuk BUMN sebesar Rp 94,23 triliun. Dari anggaran tersebut, BUMN yang menerimanya antara lain PT Pertamina senilai Rp 48,25 triliun, PT PLN sebanyak Rp 45,42 triliun, serta Bulog sebanyak Rp 560 miliar.
Kedua, penyertaan modal negara (PMN) sebanyak Rp 25,27 triliun untuk lima BUMN. yakni PTĀ PLN senilai Rp 5 triliun, PT Hutama Karya (HK) sebesar Rp 11 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sebanyak Rp 6,27 triliun, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) senilai Rp 2,5 triliun, dan PT Indonesia Tourism Development Coporation (ITCD) sebanyak Rp 500 miliar.
Baca Juga: Petrokimia Gresik kucurkan Rp 7,9 miliar untuk penanggulangan Covid-19
Ketiga, talangan modal kerja BUMN sebanyak Rp 32,65 triliun alokasinya untuk PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) senilai Rp 8,5 triliun, Perumnas sebesar Rp 650 miliar, KAI sebanyak Rp 3,5 triliun, PTPN senilai Rp 4 triliun, Bulog sejumlah Rp 13 triliun, dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebanyak Rp 3 triliun.
Di sisi lain, Febrio bilang kebijakan pemerintah untuk menunda dividen BUMN lantaran pada kuartal I-2020 lalu beberapa BUMN sudah menyampaikan laporan audit keuangnnya lebih awal. Sehingga dividen tahun 2019 bisa diberikan lebih awal.
Baca Juga: Ini beberapa catatan Indef terkait program pemulihan ekonomi nasional
Catatan Kemenkeu, total setoran laba BUMN Perbankan sebesar Rp 23,98 triliun yang dilaporkan pada Maret 2020. Tiga BUMN perbankan memiliki porsi terbanyak antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Setali tiga uang, makanya dalam kondisi ekonomi saat ini relaksasi penundaan dividen bakal ditunda. Namun, pemerintah juga memberikan stimulus dari Program PEN dalam rangka retrukturisasi perbankan.