Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menyiapkan antisipasi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, secara umum pemerintah telah menyiapkan prgram antisipasi. Misalnya, dengan program padat karya di kementerian/lembaga untuk menampung tenaga kerja yang terkena PHK.
Menurutnya, dengan program padat karya tersebut, masyarakat dapat bekerja dan produk-produk UMKM bisa berpartisipasi.
"Seperti membuat bata, genteng oleh masyarakat sehingga termasuk jalan dan bangunan itu bisa menampung banyak walau tidak menggunakan cara-cara dengan teknologi tapi dipadatkaryakan," jelas Ma'ruf usai meresmikan Pembukaan Silaturahmi Bisnis (Silabis) ke-14 ISMI di Pontianak, Kalimantan Barat, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (23/11).
Baca Juga: Jumlah PHK Karyawan di Industri TPT Masih Terus Bertambah
Selain itu, adanya program pendidikan keterampilan vokasi yang mengarah kepada kewirausahaan. Pemerintah juga membuka lahan perhutanan sosial agar masyarakat bisa memiliki akses lahan. Sehingga masyarakat juga bisa punya pekerjaan.
Selanjutnya, pemerintah berupaya mendatangkan investasi di berbagai kawasan. Misalnya investasi pada kawasan ekonomi khusus yang nantinya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
"Jadi banyak usaha yang dilakukan pemerintah di samping juga memberikan bansos dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dianggarkan setiap tahun oleh pemerintah, itu untuk tanggulangi tenaga kerja yang ter-PHK maupun yang belum punya pekerjaan," jelas Ma'ruf.
Juru Bicara Wapres, Masduki menambahkan, adanya PHK pada industri digital, khususnya pada level unicorn dan decacorn, adalah dinamika bisnis. Ia menyebut, hal itu bukan lampu kuning untuk transformasi digital di Indonesia. "Kita harus tetap optimis," ucap Masduki.
Menurutnya, unicorn dan decacorn saat ini ibaratnya sedang membangun runway, dengan aneka promo dan subsidi pada konsumen. Mulai dari diskon sampai bebas ongkos kirim (ongkir). Tujuannya memperbesar basis pasar.
Proses ini "membakar" modal yang cukup besar. Dengan kata lain perusahaan hidup dari arus kas negatif, atau bergantung pada modal investor.
Masduki mengatakan, pengaruh ekonomi global memaksa perusahaan melakukan efisiensi, agar runway tetap terbangun. PHK menjadi salah satu alternatif.
Meski begitu, tidak semua unicorn dan decacorn, melakukan strategi yang sama. Ada yang tumbuh positif, bahkan ada yang siap go public. "Itu artinya transformasi digital masih on track," tutur Masduki.
Baca Juga: Badai PHK Melanda Startup Digital, Investor Mulai Kehabisan Dana Segar?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News