kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah siap jual SUN valas domestik


Rabu, 02 Januari 2013 / 20:22 WIB
Pemerintah siap jual SUN valas domestik
ILUSTRASI. Indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukan penguatan. Sealasa (14/9) IHSG dibuka naik 12 poin ke level 6.100. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Herlina KD | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Untuk mengembangkan pasar obligasi pemerintah berdenominasi valuta asing (valas) di dalam negeri, pemerintah bakal menerbitkan surat utang negara (SUN) valas domestik mulai tahun ini. Rencananya, pemerintah melepas obligasi valas domestik ke pasar pada semester kedua senilai US$ 300 juta sampai US$ 500 juta.

Saat ini, Direktur SUN Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, pemerintah masih berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk menyiapkan infrastruktur pendukungnya. "SUN valas yang akan diterbitkan bertenor tiga sampai lima tahun," katanya akhir pekan lalu.
Penerbitan instrumen keuangan ini pada tahap awal hanya senilai US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Pertimbangannya, permintaan SUN valas domestik selama ini masih rendah. Meski begitu, pemerintah terus mencermati perkembangan tren permintaan atas obligasi ini.

Loto menyatakan, bisa jadi penerbitan SUN valas domestik akan lebih besar daripada rencana jika permintaan pasar tinggi. Tapi sebaliknya, bisa pula lebih kecil bila permintaan pasar rendah. Makanya, penerbitan SUN valas domestik bakal menjadi surat berharga negara (SBN) acuan alias benchmark bagi penerbitan instrumen keuangan jenis ini selanjutnya.

Selain menerbitkan SUN valas di pasar domestik, pemerintah  berencana mengubah strategi penarikan pembiayaan negara. Loto mengungkapkan, pemerintah tidak akan menerapkan strategi penarikan pembiayaan di awal tahun alias front loading strategy mulai tahun 2013.
Sehingga, porsi penarikan pembiayaan pemerintah dibagi rata yaitu 50% di semester pertama dan 50% pada paro kedua. Porsi penarikan pembiayaan ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah biasanya di semester satu menarik pembiayaan 60% dan sisanya 40% akan disedot pada semester dua.

Untuk penarikan pembiayaan dari luar negeri, pemerintah bakal menerbitkan obligasi global, baik konvensional maupun sukuk. Loto menyebutkan, target penerbitan surat utang global konvensional atau sukuk pada semester satu dan dua. Bila kebutuhannya lebih banyak, kemungkinan besar pemerintah akan meluncurkan dua kali obligasi global konvensional dan satu kali sukuk global.

Catatan saja, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN) 2013, pemerintah menetapkan defisit bujet sebesar 1,65% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 153,3 triliun. Seperti biasa, pembiayaan defisit anggaran ini melalui skema utang dan non-utang.
Nah, untuk menambal defisit APBN 2013, pemerintah berencana menerbitkan SBN bruto sebesar Rp 281,77 triliun. Secara netto, penerbitan SBN Rp 180,4 triliun.

Sebelumnya, Pejabat Sementara Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemkeu Robert Pakpahan menjelaskan, Kemkeu tengah menyinkronkan manajemen aset dan utang (liability). Nantinya, dalam penerbitan SUN akan melibatkan Ditjen Perbendaharaan Negara.
Penerbitan SUN juga bakal disesuaikan dengan waktu pemerintah membutuhkan anggaran segar. Alhasil, jumlah dana yang menganggur di kas negara bisa ditekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×