Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018 sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Nilainya sebesar Rp 2.220,6 triliun.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan, dengan anggaran yang sudah ditetapkan, pemerintah optimistis memiliki bantalan fiskal yang cukup untuk menahan risiko-risiko kenaikan harga minyak dunia, inflasi, dan kurs.
“Kami lihat ada potensi upswing, ada perbaikan. Kalau ada upswing, pertanyaannya, seberapa sustainable upswing ini, akan berapa lama? Namun mumpung lagi upswing, kami lakukan perbaikan ekonomi dengan bangun infrastruktur dan salurkan bansos,” kata Suahasil di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemkeu), Kamis (26/10).
Menurut Suahasil, di saat negara lain pusing karena capital outflow, Indonesia memiliki capital inflow yang baik, cadev yang cukup, dan nilai tukar yang terjaga.
“IMF dan WB katakan, lakukan reform. Kita sudah lakukan dan masih lakukan, mudah-mudahan kita berada di better track agar investasi masuk ke Indonesia, baik FDI ataupun pasar modal,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menilai, pemerintah akan memiliki bantalan fiskal yang mampu menahan risiko-risiko yang akan timbul tahun depan. Risiko-risiko itu misalnya kenaikan harga minyak dunia, inflasi, dan kurs.
“Saya yakin akan cukup, terlebih lagi saya lihat asumsi yang dipakai masih dalam taraf acceptable seperti pertumbuhan ekonomi 5,4%, nilai tukar Rp 13.400, inflasi 3,5%, dan defisit APBN 2,19%,” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/10).
Tahun depan, ia juga yakin kondisi global akan membaik. Ia melihat, pada pertengahan Oktober ini bahkan pengangguran di Amerika Serikat merupakan yang terendah selama 44 tahun terakhir. Selain itu, harga komoditas perlahan naik dan stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News