kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah pastikan langkah untuk mengimpor beras


Jumat, 15 Juli 2011 / 20:17 WIB
ILUSTRASI. Joe Biden kembali mengkritik Presiden AS Donald Trump karena meremehkan keseriusan virus tersebut. REUTERS/Leah Millis


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah memastikan langkah untuk mengimpor beras kembali. Alasannya untuk menjaga stok cadangan pangan dalam negeri.

"Saya sebagai Menteri koordinator mengatakan terlalu besar risikonya kalau kita membiarkan cuaca seperti ini tidak meningkatkan stok kita," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di kantor Presiden, Jumat (15/7).

Namun sayang, Hatta enggan untuk menjabarkan berapa besar kebutuhan impor yang harus dilakukan pemerintah. Menurutnya itu kewenangan menteri terkait. "Soal impor ini urusan Menteri Perdagangan, Mari Elka dan soal teknisnya itu bicara dengan Bulog," katanya.

Keputusan untuk mengimpor beras ini sejalan dengan persiapan menyambut bulan puasa dan hari raya Lebaran. Menurut Hatta ada empat hal yang sudah diputuskan untuk mengantisipasi bulan-bulan tersebut.

Pertama, memastikan pangan tersedia di seluruh pelosok dalam keadaan apa pun, kedua distribusi harus lancar terkait dengan logistik dan perhubungan. "Ini harus lancar, kita sudah putuskan untuk diantisipasi," katanya.

Ketiga, stabilitas harga pangan. Jika terjadi kenaikan harga pangan di atas kewajaran maka pemerintah melakukan intervensi melalui operasi pasar secara besar-besaran. Keempat soal distribusi bahan bakar minyak (BBM), listrik, energi lainnya harus terpenuhi.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) pada 2011 hanya meningkat 2,4%, yakni 68,06 juta ton. Kenaikan tersebut tidak sesuai target, yakni 5% sehingga dinilai kurang memenuhi pengadaan beras nasional. Makanya pemerintah menjajaki untuk mengimpor beras tujuannya untuk menjaga stok beras di dalam negeri agar tetap aman sampai akhir tahun.

Meski begitu, sejauh ini pemerintah mengklaim stok beras Bulog masih tetap aman yakni sekitar 1,5 juta ton hingga 2 juta ton. Namun yang jadi masalah, harga beras di pasar internasional mengalami kenaikan.

Data harga di pasar Bangkok, Thailand, menunjukkan harga beras pada pekan ini naik 7,3% jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni, yaitu US$ 519/ ton (Rp 4.400/kg).

Saat ini, Indonesia bergantung pada Thailand dan Vietnam untuk mengimpor beras. Kenaikan harga beras Thailand dikhawatirkan mengganggu rencana impor beras Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×