Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memastikan rencana impor energi, produk agrikultur, dan investasi senilai total US$ 34 miliar ke Amerika Serikat (AS) tidak akan mengganggu kinerja surplus neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan.
Untuk diketahui, rencana impor dan investasi tersebut sebagai bagian dari negosiasi tarif resiprokal oleh AS ke Indonesia sebesar 32%, mulai berlaku 1 Agustus 2025.
Hal ini juga sebagai upaya mengurangi defisit neraca perdagangan dengan AS dengan Indonesia yang pada 2024 mencapai US$ 19 miliar.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Haryo Limanseto menyampaikan, nilai ekspor Indonesia ke AS itu sebenarnya tidak sampai 10% dari total ekspor Indonesia.
Baca Juga: Trump Tetapkan Tarif 50% untuk Tembaga Mulai 1 Agustus
“Jadi misalnya nilai Memorandum of Understanding (MoU) itu semua berlaku (US$ 34 miliar), Karena juga pasar yang lain masih cukup besar kan 80%-90% kan masih besar (pangsa ekspor) sehingga tidak mengganggu (surplus neraca dagang),” tutur Haryo kepada Kontan, Kamis (10/7).
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kedutaan Besar Indonesia di Washington, D.C., menyelenggarakan serangkaian pertemuan bisnis tingkat tinggi pada 7 Juli 2025.
Para pemimpin industri Indonesia dari sektor-sektor strategis seperti energi, dan pertanian, termasuk PT. Pertamina, dan PT. Busana Apparel Group (mewakili Asosiasi Pertekstilan Indonesia), FKS Group, Sorini Agro Asia Corporindo (sebagai anggota dari Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia), dan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, terlibat dalam diskusi yang produktif dengan mitra-mitra mereka di Amerika Serikat.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan dan komitmen komersial, sebagaimana tercermin dalam penandatanganan berbagai nota kesepahaman, yang membuka jalan bagi peluang kerja sama baru dan memperdalam hubungan ekonomi bilateral.
Baca Juga: Dikenakan Tarif 25% oleh Trump, Ini yang Dilakukan Malaysia
Meski demikian, belum diketahui besaran nilai MoU yang disepakati dari rencana US$ 34 miliar tersebut. Namun sebelumnya khusus untuk energi, pemerintah berencana melakukan impor senilai US$ 15,5 miliar.
Haryo juga menegaskan, nilai MoU yang disepakati akan bergantung dengan perjanjian masing-masing pengusaha, karena sifatnya business to business.
“Tetapi kalau nilainya (MoU) lebih pun, kita transaksi ekspornya (dari AS) nggak sampai 10%. Jadi artinya masih ada pasar yang lain,” ungkapnya.
Sehingga, ia menambahkan, meskipun akhirnya surplus neraca perdagangan dengan AS akan berbalik defisit, menurutnya tidak akan mengganggu kinerja ekspor secara keseluruhan.
Sejalan dengan itu, Haryo juga mengungkapkan, dengan adanya kebijakan tarif ini, pemerintah tidak menginginkan mengalihkan ekspor yang selama ini sudah berjalan dengan AS. Misalnya produk tekstil, alas kaki, furnitur, dan produk agro-manufaktur.
Baca Juga: Tarif Trump Ancam Ekspor-Impor, AAUI Soroti Dampak ke Asuransi Marine Cargo
“Tentu mempertahankan hubungan bilateral antara perdagangan kita. Dan kita juga melihat manfaatnya buat kita,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kerja sama impor ini tidak bersifat sementara. Perjanjian yang disepakati kemungkinan berlangsung dalam jangka panjang.
Sebelumnya, pemerintah telah menyatakan kesiapan untuk meningkatkan impor energi dari AS, termasuk LPG, minyak mentah, dan bensin.
Indonesia juga akan mengimpor gandum, kedelai, dan susu kedelai. Impor barang modal akan ditambah. Selain itu, pemerintah memberi kemudahan perizinan dan insentif bagi perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia.
Baca Juga: Tarif Trump, Impor Pakaian Jadi dari Tiongkok ke AS Anjlok ke Level Terendah 22 Tahun
Indonesia juga menawarkan kerja sama di sektor mineral strategis, hortikultura, pengembangan SDM, investasi, dan keuangan.
“Tentu Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat,” ujar Airlangga.
Selanjutnya: IHSG Menguat 0,88% ke 7.005 pada Kamis (10/7), ADMR, MBMA, ADRO Jadi Top Gainers LQ45
Menarik Dibaca: 12 Cara Alami Mengatasi Asam Lambung Naik ke Kepala yang Bisa Picu Pusing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News