kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah optimistis defisit APBN 2018 di bawah 2% PDB


Minggu, 25 November 2018 / 09:20 WIB
Pemerintah optimistis defisit APBN 2018 di bawah 2% PDB
ILUSTRASI. Ekspor Nonmigas


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia beberapa waktu terakhir menghadapi sejumlah tantangan, seperti pelemahan rupiah dan penurunan harga minyak mentah. Kondisi ini menyebabkan tren defisit APBN 2018 yang terjadi sejak Agustus kian melebar. Kendati demikian, Kementerian Keuangan optimistis defisit APBN 2018 masih sesuai target, yakni berada di bawah 2% PDB.  

“Hitungan APBN itu rata-rata 12 bulan, bukan cuma lihat harga minyak dan kurs satu hari satu malam atau satu bulan,” ungkap Askolani Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan kepada Kontan.co.id, Sabtu (24/11).

Tercatat, defisit APBN Agustus 2018 mencapai Rp 150 triliun, kemudian pada bulan selanjutnya melebar menjadi Rp 200,2 triliun. Per Oktober 2018, defisit APBN mencapai Rp 237 triliun.

“Insya Allah seperti yang disampaikan Bu Sri Mulyani, bisa di bawah 2% PDB, yang berarti lebih kecil dari target di APBN 2019,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, meskipun harga minyak dunia turun secara rata-rata satu tahun, harga minyak akan lebih tinggi dari asumsi APBN 2018. Asumsi harga minyak dunia dalam APBN sebesar US$ 47 per barel, sedangkan secara rata-rata harga minyak diyakini mencapai US$ 70 per barel.

Pun begitu dengan nilai tukar rupiah. Askolani memperkirakan, rupiah melemah dari asumsi di APBN 2018. Tercatat asumsi Rupiah di APBN 2018 sebesar Rp 13.400. Sedangkan selama 2018 rupiah terus mengalami tekanan, baru pada November ini rupiah menguat di level Rp 14.500 – Rp. 14.900.

“Dengan demikian dampaknya PNBP meningkat jauh lebih tinggi dari target APBN 2018,” jelas Askolani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×