Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan Komisi XI DPR RI mematok asumsi dasar nilai tukar rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 di level Rp 14.400 per dollar AS. Namun, level ini masih ada kemungkinan untuk lebih lemah lagi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, kemungkinan nilai tukar rupiah lebih lemah lagi tahun depan disebabkan oleh masih banyaknya tekanan eksternal terhadap rupiah. Misalnya, kenaikan suku bunga The Fed sebanyak dua kali lagi dan perang dagang yang masih berlanjut.
“Dengan Komisi XI, disepakati 14.400 per dollar AS, tapi kami sangat lihat adanya potensi pelemahan karena range BI 14.300-14.700. Jadi, kami pahami di dalam range itu masih bisa terjadi tahun depan. 14.400-14.700 masih sangat mungkin terjadi ke depannya,” kata Suahasil di Gedung DPR RI, Selasa (18/9).
Suahasil menyambung, nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir memang cukup tertekan hingga menembus level Rp 14.900 per dollar AS. Namun, pemerintah yakin bahwa tahun depan tekanan terhadap rupiah tidak akan sebesar tahun ini.
“Kalau kita bandingkan dengan basket Real Effective Exchange Rates (REER) yang ada di 89, rupiah masih bisa menguat sehingga kami berpikir bahwa tahun depan, sesuai dengan yang disampaikan oleh BI juga, tekanannya tidak sebesar tahun ini,” ucapnya.
Sampai akhir tahun ini, Suahasil mengatakan, rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan berada di level Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS. Proyeksi ini terlampau jauh dari asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN 2018 yang dipatok sebesar Rp 13.400 per dollar AS.
“Berdasarkan data kami, nilai tukar rupiah secara average year to date Rp 13.998. Jadi, tahun ini rata-rata nilai tukar rupiah akan Rp 14.000-Rp 14.100 per dollar AS di akhir tahun sampai Desember,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal yang sama. "Dari sisi 2019, untuk asumsi rupiah kami sampaikan Rp 14.400, tapi BI beri range Rp Rp 14.300-Rp 14.700. Kami masih bisa terima kurs kemungkinan rata-rata Rp 14.700," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (13/9).
Dia meyakini, tekanan kurs di tahun depan akan lebih rendah dibandingkan tahun ini. Sebab, bank sentral AS The Fed diprediksi hanya akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali, lebih sedikit dibandingkan tahun ini yang sebanyak empat kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News