Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, total surat berharga negara (SBN) ritel yang jatuh tempo pada 2019 sebesar Rp 51,19 triliun.
Oktober ini, pemerintah masih memerlukan dana untuk melunasi pembayaran SBN Ritel jatuh tempo yakni sebesar Rp 10,97 triliun.
Baca Juga: Masa penawaran dibuka, pemerintah tetapkan target indikatif ORI016 Rp 9 triliun
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, total hasil penerbitan SBN Ritel pada 2019 sejauh ini masih lebih kecil daripada kebutuhan untuk membayar jatuh tempo.
“Masih lebih banyak yang jatuh tempo dibandingkan yang diterbitkan. Total jatuh tempo (SBN Ritel) Rp 51,2 triliun, sedangkan yang sudah terbit baru Rp 40,2 triliun,” tutur Loto usai acara Launching ORI 016, Rabu (2/10).
Dua instrumen ritel yang jatuh tempo tersebut yaitu Sukuk Ritel (SR) 008 sebesar Rp 31,5 triliun dan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 013 sebesar Rp 19,69 trilliun.
Untuk itu, Loto berharap, penerbitan instrumen ORI yang teranyar yaitu seri 016 diminati banyak investor sehingga hasil penjualannya tinggi.
Baca Juga: Kemenkeu siapkan skema penerbitan diaspora bond
Berdasarkan perhitungan awal bersama mitra distribusi (Midis) SBN Ritel, pemerintah menetapkan target indikatif ORI016 sebesar Rp 9 triliun. “Itu hasil perhitungan bersama dengan Midis, bisa juga lebih dari itu,” lanjutnya.
Pasalnya, instrumen ORI memiliki kelebihan yang biasanya membuat investor lebih tertarik yaitu sifatnya yang dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Loto menyebut, ORI 016 dapat mulai dipindahbukukan setelah satu periode pembayaran kupon atau setelah 15 Desember 2019.
Kelebihan lainnya yang terbaru, ORI 016 dapat dibeli secara online layaknya instrumen SBN Ritel lain melalui sistem e-SBN. “Ini pertama kalinya ORI ditawarkan melalui sistem online, jadi semakin mudah penawarannya,” pungkas Loto.
Baca Juga: Wah, Pemerintah RI Mau Terbitkan Surat Utang di China
Adapun, selain ORI, pemerintah juga masih akan menawarkan satu instrumen SBN Ritel terakhir pada November mendatang yaitu Sukuk Tabungan (ST) seri 006.
Dirjen DJPPR Luky Alfirman menargetkan, total hasil penerbitan SBN Ritel bisa mencapai Rp 60 triliun pada akhir tahun 2019. Ini merupakan batas bawah dari target pemerintah yang berkisar Rp 60 triliun samapi dengan Rp 80 triliun tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News