kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah luncurkan asuransi perikanan budidaya kecil


Selasa, 13 November 2018 / 17:30 WIB
Pemerintah luncurkan asuransi perikanan budidaya kecil
ILUSTRASI. TARGET PERIKANAN BUDIDAYA ikan bandeng


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan asuransi perikanan pembudidaya untuk pengusaha kecil. Komoditas yang akan dicakup adalah ikan patin, nila dan bandeng yang mana melengkapi komoditas udang yang sudah ada skema asuransinya tahun lalu.

Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menyampaikan total premi anggaran yang akan disediakan senilai Rp 3 miliar.

Skemanya untuk tahun pertama akan diberikan subsidi penuh. "Selanjutnya kita dorong agar mereka mandiri, dan mereka kita mandirikan secara bertahap," katanya, Selasa (13/11).

Menurut Slamet, program asuransi ini merupakan perpanjangan dari asuransi udang yang sudah dirilis tahun lalu.

Adapun asuransi ini mencakup risiko berupa penyakit seperti virus yang menyebabkan kematian massal dan atau kegagalan usaha yang disebabkan oleh bencana alam sehingga merusa sarana budidaya perikanan hingga 50% ke atas.

Menurut Slamet sebenarnya terdapat 12 komoditas ikan penting yang diutamakan untuk pemenuhan gizi, ketahanan pangan dan kepentingan ekspor.

Misalnya adalah gurame, lele, ikan mas dan berbagai produk ikan lokal lainnya. Rencananya tahun depan komoditas perikanan yang masuk skema asuransi akan diperluas.

Target luasan lahan yang akan dilindungi dalam asuransi perikanan budidaya kecil ini adalah 10.220 hektar dengan jumlah pembudidaya sebanyak 6.914 orang.

Angka ini naik dari tahun 2017 lalu yang hanya mencakup budidaya udang sebanyak 2.004 orang dengan total klaim yang diajukan sebesar Rp 675,15 juta.

Adapun jumlah pembudidaya ikan yang diasuransikan ini diperkirakan mencapai 3,74 juta orang dari total 6 juta pembudidaya kecil.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna menyampaikan bahwa perikanan budidaya merupakan sektor baru yang memiliki sifat risiko khusus baru. Namun pertumbuhannya dinilai bisa positif karena minat dari asuransi udang sebelumnya sangat besar.

Kini terdapat 6 komoditas yang diasuransikan yakni ikan patin dengan premi per tahun Rp 90.000, ikan nila payau dengan premi Rp 150.000 per tahun, ikan nila tawar dengan premi Rp 135.000 per tahun, ikan bandeng dengan premi Rp 90.000 per tahun, udang dengan premi Rp 225.000 per tahun dan polikultur dengan nilai premi Rp 225.000 per tahun.

Menanggapi ini Sahata L Tobing Managing Director PT Jasa Asuransi Indonesia (Persero) menyampaikan bahwa skema asuransi ini tengah memasuki masa pendataan dan akan mulai berjalan pada Desember tahun ini. "Sektor perikanan bergerak dengan sangat cepat dan peminatnya besar," katanya.

Asuransi perikanan ini merupakan hasil kerjasama antara KKP, Otoritas Jasa Keuangan dan 12 perusahaan asuransi.

Jasindo bergerak sebagai lead dan membawahi 11 perusahaan asuransi lainnya, yakni, PT Asuransi Asei Indonesia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT Asuransi Binagriya Upakara, PT Asuransi Beringin Sejahtera Artamakmur, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Jasaraharga Putera, PT Asuransi Jasa Tania Tbk, PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Asuransi Mega Pratama dan PT Asuransi Purna Artha Nugraha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×