Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah menyebut minat investasi investor Korea Selatan ke Indonesia tetap tinggi. Dalam lima tahun terakhir (2020–2024), Korea Selatan tercatat sebagai negara sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar ke-7 di Indonesia, dengan total investasi sebesar US$ 11,3 miliar.
Sementara itu berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, pada triwulan pertama tahun 2025, Korea Selatan mencatatkan kinerja investasi yang cukup cemerlang dengan menempati peringkat ketujuh sebagai negara asal Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia.
Selama periode tersebut, nilai investasi Korea Selatan mencapai US$ 683,29 juta yang tersebar di berbagai sektor. Tren tersebut mencerminkan konsistennya minat dan optimisme investor Korea Selatan terhadap peluang investasi di Indonesia.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menilai kerja sama Korsel dan Indonesia yang telah berjalan dengan baik harus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.
Baca Juga: Indeks PMI Manufaktur Prancis Naik, Berkat Peningkatan Belanja Pertahanan
"Saya yakin angka realisasi investasi sebenarnya jauh lebih besar, karena ada investasi asal Korea yang masuk melalui negara lain seperti Malaysia atau Singapura,” ungkap Rosan dikutip Jumat, (2/5).
Rosan juga menyampaikan bahwa pemerintah secara aktif terus menerus meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra strategis Indonesia untuk berinvestasi di tanah air. Apalagi, menurutnya saat ini, berdasarkan arahan Presiden Prabowo, Indonesia sangat terbuka untuk bisnis, terutama yang sejalan dengan agenda pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri dan penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas.
Terbaru Perusahaan Kimia asal Korea Selatan, Dongsung Chemical yang memproduksi poliuretana (PU), di Karawang, Jawa Barat. Dalam seremoni peresmian operasional pabrik tersebut, Rosan menyampaikan pentingnya investasi ini sebagai penanda bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik, bahkan bagi perusahaan dengan produk berteknologi tinggi.
“Kehadiran pabrik ini sekali lagi membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tujuan investasi yang masih menarik di mata investor, namun juga dipercaya menjadi pusat produksi dan ekspor produk berteknologi tinggi. Investasi ini akan menciptakan lapangan kerja dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” ujar Rosan.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 251,9% Jadi US$ 3,2 Juta
Selanjutnya: Indeks PMI Manufaktur Prancis Naik, Berkat Peningkatan Belanja Pertahanan
Menarik Dibaca: Dividen dari Astra Agro (AALI) Rp 184 per saham, Cum Date pada 7 Mei 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News