kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Pemerintah kembali siapkan paket kebijakan fiskal


Minggu, 27 Oktober 2013 / 17:59 WIB
Pemerintah kembali siapkan paket kebijakan fiskal
ILUSTRASI. Hari Ini Ada Cum Dividen Saham INKP & TKIM, Apakah Layak Dibeli?


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Keuangan akan kembali menyiapkan paket kebijakan ekonomi jilid kedua untuk mengantisipasi krisis yang bisa melanda kapan saja. Saat ini, pemerintah masih menggodoknya.

"Kita fokus keuangan dan akan khusus kita keluarkan khusus kebijakan fiskal, perpajakan seperti itu," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Minggu (27/10).

Namun sayang, Bambang masih enggan menjelaskan lebih lanjut kebijakan apa yang akan dirilisnya dalam waktu dekat. Sebab, baru beberapa bulan lalu, pemerintah juga telah merilis paket kebijakan ekonomi jilid pertama yang memang fokus juga menata fiskal sekaligus moneternya. "Nanti kita umumkan," tambahnya.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Moody's telah memberikan peringatan bahwa rating utang Indonesia bisa turun apabila pemerintah tidak serius dalam menangani masalah defisit anggaran akibat BBM bersubsidi.

Karena hanya peringatan, maka pengaruh dari langkah lembaga pemeringkat Moody’s ini, tidak akan sebesar dengan penurunan outlook yang dilakukan sebelumnya oleh lembaga pemeringkat Standard and Poors.

Akan tetapi, langkah Moodys ini sepertinya merupakan garansi bahwa tekanan jual dari pemodal asing, sepertiya masih belum akan berakhir. "Kita mengerti message mereka, makanya kita cepat langkahnya. Nah, paket kebijakan ini bagian dari reform," tambahnya.

Soal peringatan subsidi, Bambang menganggap bahwa seluruh kebijakan untuk mengantisipasi anggaran subsidi terutama BBM yang membengkak, telah dirilis.Tahun ini, pemerintah tegas menargetkan kuota konsumsi BBM bersubsidi hanya 48 juta KL.

"Artinya harus ada distribusi tertutup. Artinya pengendalian konsumsi BBM bersubsidi. Itu menurut saya sudah jadi message yang clear bahwa kita memahami concern dari pihak luar mengenai subsidi kita. Listrik kan sudah kita cut juga," katanya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×