kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah kejar investasi US$ 35 M dari China


Kamis, 11 Mei 2017 / 22:13 WIB
Pemerintah kejar investasi US$ 35 M dari China


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah akan memaksimalkan potensi investasi dari Program Pengembangan Jalur Sutra Modern yang diinisiasi China untuk menggenjot pembangunan infrastruktur. Upaya tersebut akan dilakukan dengan menawarkan proyek infrastruktur dalam KTT One Belt, One Road (OBOR), untuk mewujudkan jalur sutra era modern, di China bulan ini.

Luhut B Panjaitan, Menko Kemaritiman mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyusun daftar proyek yang akan ditawarkan. Salah satu ciri proyek yang akan dimasukkan ke daftar yang sedang disusun tersebut, berada di luar Jawa agar pembangunan yang dilakukan nantinya bisa merata.

Luhut mengatakan, pemerintah berharap besar dari KTT tersebut. Dari KTT tersebut pemerintah berharap bisa menjaring investasi infrastruktur US$ 30 miliar- US$ 35 miliar. "Catatannya, ini tidak masuk pinjaman negara, karena seperti proyek di Sumatra itu bankable. Jadi tidak perlu takut rasio utang naik," katanya, Kamis (11/5).

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan mengatakan, dalam Rapat Koordimasi Menko Kemaritiman tentang Persiapan OBOR Summit di Kantor Menko Kemaritiman, Kamis (11/5) pihaknya mengusulkan dua sektor proyek perhubungan untuk dimasukkan ke dalam daftar proyek yang akan ditawarkan. Pertama, pelabuhan.

Budi mengatakan, ada dua pelabuhan yang diusulkan Kementerian Perhubungan. Pertama, pengembangan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung. Sedangkan kedua, pengembangan Pelabuhan Internasional Bitung.

Sementara sektor kedua, perkeretaapian; Manado- Bitung dan kereta ke Parapat. "Total dari saya nilainya US$ 25 miliar usulannya," katanya.

Sementara itu Archandra Tahar, Wakil Menteri ESDM mengatakan, pihaknya usul, Proyek Pembangunan Kilang Minyak Bontang dengan total investasi mencapai US$ 10 miliar sampai US$ 15 miliar. "Kami usulkan satu itu biar fokus," katanya.

Thomas T Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengatakan, potensi investasi yang bisa diharapkan dari KTT OBOR cukup besar. Potensi tersebut bisa dilihat dari program atau investasi senilai US$ 55 miliar yang sudah diambil Pakistan dan US$ 30 miliar yang sudah didapat Malaysia.

Thomas mengatakan, jumlah investasi yang didapat kedua negara tersebut mencapai enam dan sepuluh kali lipat dari Indonesia. Pasalnya, Indonesia baru mendapatkan investasi US$ 5 miliar saja dari inisiatif tersebut. "Jadi memang ketinggalan jauh sekali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×