Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah berencana kembali menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing tahun ini. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bilang, dari sisi defisit anggaran, rencana tersebut memungkinkan, terutama untuk pembiayaan penyertaan modal negara (PMN). Penerbitan SBN valas juga memungkinkan untuk menampung dana-dana jika kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty mulai berlaku.
"Kalau tax amnesty jadi dan orang butuh (investasi dalam bentuk) dollar, kami terbitkan valas," kata Bambang akhir pekan lalu. Dengan begitu, SBN ini hanya untuk investor domestik alias onshore bond. Meski demikian, ia mengaku masih akan melihat minat dan permintaan pasar terlebih dahulu.
Selama paruh pertama tahun ini, pemerintah telah menerbitkan SBN berdenominasi dollar Amerika Serikat (global bond) senilai US$ 3,5 miliar, sukuk global US$ 2,5 miliar, euro bond US$ 3,4 miliar, dan samurai bond US$ 0,9 miliar. Dari tiga penerbitan SBN tersebut, pemerintah mengakui dana hasil penerbitan SBN valas telah mencukupi.
Walau begitu, pemerintah masih memiliki peluang menerbitkan SBN valas. Sebab, dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2016, defisit bujet dipatok 2,35% dari PDB, lebih lebar APBN 2016 yang 2,15%. Artinya perlu tambahan penerbitan SBN (neto) Rp 41,4 trilun menjadi Rp 368,4 triliun.
Ekonom Kenta Institute Eric Sugandi bilang, yield SBN di Indonesia cukup menarik dan investor juga melihat potensi penguatan lantaran saat ini rupiah di bawah nilai fundamental. "Jadi ada potensi gain nilai tukar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News