Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyepakati lima perjanjian antar pemerintah (government to government/G2G) dengan Pemerintah Uni Emirat Arab. Perjanjian ini diteken bersamaan dengan kunjungan yang dilakukan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 1 Juli kemarin.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kerjasama G2G tersebut antara lain, Indonesia-UEA CEPA, kerjasama pengembangan mangrove, MoU di bidang kelautan dan perikanan, kerjasama industri pertahanan dan kerjasama tentang obat-obatan dan pengendalian vaksin.
Salah satu pertukaran dokumen kerjasama yang dilakukan Presiden Jokowi dengan Presiden Uni Emirat Arab (PEA) Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan di Istana Al Shatie, ialah penandatanganan Indonesia-UEA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Indonesia-UEA CEPA adalah perundingan yang tercepat yang pernah dilakukan Indonesia dengan negara mitra, kurang dari satu tahun waktu perundingan yang diperlukan," kata Retno dikutip dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (2/7).
Baca Juga: Ada Perjanjian IUEA-CEPA, Ekspor ke Kawasan Teluk dan Timur Tengah Diharapkan Naik
Dengan terbentuknya Indonesia-UEA CEPA diharapkan dapat membuka peluang kerjasama perdagangan baru antar kedua negara. Khususnya di sektor industri jasa, industri halal dan juga jasa keuangan syariah.
Kedua, Retno menjelaskan dalam kunjungan Pemerintah Indonesia ke UEA kali ini juga memperkuat kerjasama di bidang pertahanan. Pada kerjasama yang ditandatangani oleh kedua Menteri Pertahanan memuat protokol kerjasama di bidang industri pertahanan.
Dimana dalam protokol ini telah diatur kesepakatan untuk mengembangkan kerjasama industri pertahanan di berbagai bidang seperti smart munition, joint research, joint development, investment, pemasaran dan lain sebagainya.
Ketiga, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerjasama terkait perubahan iklim, melalui pengembangan mangrove.