Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendorong koperasi-koperasi sektor pangan untuk masuk dalam skala bisnis agar dapat tumbuh berkembang. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan, pemerintah siap memberikan alternatif pembiayaan bagi koperasi pangan yang mengalami masalah likuiditas.
Ia menyebutkan, koperasi dapat tumbuh besar karena didukung dengan skema pembiayaan yang terhubung dengan pasar. Saat ini, banyak petani yang menjual hasil panennya itu langsung ke pasar, dimana biasanya hal itu membuat petaninya tidak terlindungi.
"Kalau nanti ini dalam bentuk koperasi, koperasi jadi offtaker yang beli dari hasil panen petani lalu koperasi juga mengarahkan petani tanam,” tutur Teten dalam siaran pers yang diterima kontan.co.id pada Senin (20/7).
Baca Juga: Pengawasan Belepotan, Kasus Gagal Bayar Koperasi Terus Bermunculan
Adapun melalui konsep korporatisasi petani maka koperasi yang akan melindungi petani dari permainan harga.
“Kalau koperasi juga bisa memberikan dana talangan juga ketika petani membutuhkan di saat panen raya itu juga bisa menahan penjualan padi di panen raya ketika harga jatuh. Itu yang dibutuhkan,” imbuhnya.
Teten memberi contoh, Koperasi Gapoktan Tani Mulus di Desa Mundakjaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat saat ini mengolah lahan pertanian seluas 278 hektare dengan dukungan modal dari pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) perbankan. Sementara itu, mulai tahun ini Koperasi Gapoktan Tani Mulus menargetkan penambahan lahan garapan seluas 10.000 hektare.
“Kalau produksinya dalam skala bisnis dia bisa mendapatkan market yang stabil, juga mendapatkan skema pembiayaan baik pembiayaan modal kerja untuk produksi, maupun investasi untuk pembangunan Rice Milling Unit (RMU) dan pengolahan hasil padinya,” imbuh Teten.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah bakal berikan bansos buat UMKM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News