kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah diminta cari solusi alternatif rokok


Kamis, 09 November 2017 / 12:22 WIB
Pemerintah diminta cari solusi alternatif rokok


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah didorong untuk mencari solusi menekan angka perokok di Tanah Air.Lantaran berdasarkan riset Atlas Tobacco, jumlah perokok di Indonesia pada 2016 telah mencapai lebih dari 90 juta jiwa.

Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia Achmad Syawqie Yazid bilang, dari jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Namun ia mengakui, upaya menghentikan perilaku konsumsi ini bukan hal yang mudah.

"Kondisi ini membuat kami para pemerhati kesehatan publik di Asia merasa terdorong untuk segera mencari solusi paling efisien untuk menekan risiko produk tembakau yang dibakar. Negara-negara di Asia harus segera bergerak," kata Achmad Syawqie, Kamis (9/11).

Syawqie menyebutkan inovasi dari produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi efisien untuk mengatasi masalah adiksi rokok. Konsep pengurangan risiko atau bahaya (harm reduction).

Ini merupakan strategi ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi konsekuensi negatif kesehatan dari sebuah produk atau perilaku.

"Tidak mudah mengatasi adiksi masyarakat terhadap rokok, sehingga perlu solusi strategis untuk menekan dampak buruknya. Salah satu cara paling efisien adalah dengan memperkenalkan produk tembakau," imbuh dia

Pada tahun 2016, YPKP Indonesia secara independen melakukan penelitian terhadap salah satu produk tembakau alternatif yaitu rokok elektrik. Hasilnya, produk alternatif ini memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibanding rokok yang dikonsumsi dengan dibakar.

" Hal ini terjadi karena produk yang tidak dibakar dapat mengeliminasi tar, racun berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dan sebagian bersifat karsinogenik,” jelas Syawqie.

Senada seirama, Kardiolog dunia asal Yunani Konstantinos Farsalinos yang telah melakukan penelitian tentang rokok elektrik sejak 2011 juga mengatakan produk tembakau alternatif berpotensi menyelamatkan jutaan jiwa.

”Kami telah melakukan penelitian tentang efek sitotoksik uap rokok elektronik pada sel otak dan efek langsung dari rokok elektronik yang digunakan pada fungsi jantung dan sirkulasi koroner. Hasilnya, efek yang ditimbulkan uap rokok elektrik jauh lebih rendah risiko dibandingkan efek dari asap rokok,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×