Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membahas asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. Asumsi makro pun telah disepakati untuk selanjutnya dibawa dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Asumsi makro yang disepakati adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan, dan nilai tukar rupiah. Pertama, pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi disepakati berada dalam kisaran 5,5%-6%. Kesepakatan ini tidak berubah dari yang diajukan pemerintah.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 akan lebih baik daripada tahun ini. Perbaikan ekonomi tersebut mengacu pada ekonomi global terutama Amerika yang mengalami perubahan lebih baik.
Pada tahun 2015, pertumbuhan dunia bisa mencapai 3,9% atau naik dari prediksi pertumbuhan dunia tahun ini yang sebesar 3,6%. "Global membaik maka volume perdagangan akan alami peningkatan. Permintaan terhadap ekspor Indonesia juga akan meningkat," ujar Chatib dalam rapat Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (2/7).
sementara dari sisi dalam negerinya sendiri, ekonomi domestik masih akan kuat karena konsumsi rumah tangga terus meningkat. Di sisi lain peluang investasi pun akan lebih baik di tahun 2015.
Kedua, inflasi berada dalam kisaran 3%-5%. Ketiga, SPN 3 bulan. SPN 3 bulan berada dalam kisaran 6%-6,5%.
Keempat, nilai tukar rupiah. Rupiah disepakati berada dalam kisaran 11.500-12.100. Kisaran rupiah ini berbeda dan lebih panjang dari pagu yang disampaikan pemerintah sebelumnya yaitu 11.500-12.000.
Kisaran rupiah hingga 12.100 mengambil prediksi rupiah yang dilakukan Bank Indonesia (BI) yaitu 11.900-12.100 per dolar Amerika Serikat (AS). "Kita ambil prediksi BI juga sehingga nilai tukar kita sepakati 11.500-12.100," tandas Ketua Komisi XI Olly Dondokambey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News