Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Target penerimaan negara didesain sebesar Rp 2.463 triliun, naik Rp 19,4 triliun dari target awal. Penambahan target tersebut terutama dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 15,1 triliun, sementara perpajakan naik Rp 4,3 triliun.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai wajar belanja negara tahun depan bakal naik termasuk subsidi energi karena dua tahun terakhir, pemerintah menghadapi kendala dalam mengeksplorasi belanja negara yang terbatas.
Baca Juga: Buka Pendataan-nonasn.bkn.go.id, Ini Cara Buat Akun untuk Pendataan Non ASN 2022
Ekonom Celios Bhima Yudhistira juga memproyeksikan anggaran di APBN ini berisiko membengkak di 2023. Bahkan defisitnya bisa di atas 3% dari PDB. Ini karena kebutuhan subsidi dan kompensasi BBM masih cukup tinggi di 2023.
Selain itu pemerintah juga mempercepat beberapa proyek infrastruktur sehingga BUMN membutuhkan banyak tambahan modal untuk memastikan proyeknya selesai sebelum tahun 2024. "Apalagi belanja pegawai masih cukup besar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News