kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah cari sumber pembiayaan baru karena defisit melebar, ini saran ekonom


Selasa, 31 Maret 2020 / 18:13 WIB
Pemerintah cari sumber pembiayaan baru karena defisit melebar, ini saran ekonom
ILUSTRASI. Layar menampilkan rapat terbatas (ratas) melalui konferensi video yang dipimpin Presiden Joko Widodo dari Istana Bogor di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Presiden Joko Widodo memimpin dua ratas yakni antisipasi mudik lebara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memperlebar defisit APBN 2020 hingga 5,07% dari PDB atau menembus batas defisit 3% yang diatur dalam Undang-Undang (UU).

Presiden Joko Widodo mengatakan, pelebaran defisit anggaran itu sejalan dengan kebijakan pemerintah menambah anggaran belanja sebesar Rp 405,1 triliun tahun ini.

Oleh karena itu, pemerintah juga perlu mencari sumber tambahan pembiayaan APBN 2020 yang semula telah dipatok sebesar Rp 307,2 triliun atau setara dengan target defisit anggaran 1,76% terhadap PDB.

Baca Juga: Terbebani wabah corona, defisit APBN 2020 melebar jadi 5,07% dari PDB

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics ( CORE ) Indonesia Mohammad   Faisal  memandang, sumber tambahan pembiayaan anggaran yang paling aman dan memungkinkan saat ini mestinya berasal dari dalam negeri.

“Pemerintah sebaiknya tetap prioritaskan penambahan utang dari dalam negeri, jangan dari luar negeri karena bisa membahayakan defisit transaksi berjalan (CAD),” tutur Faisal, Selasa (31/3).

Faisal khawatir, penambahan utang luar negeri yang masif akan menyebabkan pelebaran CAD sehingga pada akhirnya akan membuat nilai tukar rupiah semakin rentan.

Saat ini, kondisi nilai tukar pun sudah mengalami depresiasi yang cukup dalam yaitu di atas Rp 16.000 per dollar AS.

Baca Juga: Pemerintah tambah anggaran untuk penanganan wabah virus corona Rp 405,1 triliun

Oleh karena itu, Faisal memandang rencana pemerintah menerbitkan Recovery Bond menjadi alternatif sumber tambahan pembiayaan yang paling ideal.

“Karena ini melibatkan intervensi Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk membeli surat utang pemerintah tersebut. Instrumennya juga aman karena dalam mata uang rupiah.” tutur Faisal.

Di samping itu, tambahan pembiayaan melalui instrumen Recovery Bond juga dinilai lebih mudah untuk dikoordinasikan antara sesama otoritas dalam negeri, yaitu pemerintah dan Bank Indonesia.

Baca Juga: Ekonom: Indonesia butuh stimulus Rp 1.000 triliun untuk tahan dampak corona

Meski begitu, belum ada keterangan lebih lanjut oleh pemerintah maupun Bank Indonesia terkait rencana penerbitan Recovery Bond tersebut.

Yang pasti, mekanisme penerbitan instrumen itu juga akan diakomodasi oleh penerbitan Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan dalam waktu dekat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×