Reporter: Bernadette Christina Munthe, Dabu Petrus | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Meskipun angka ramalan II (ARAM II) yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produksi beras tahun ini naik 2,4% atau meningkat 1,59 juta ton menjadi 68,06 juta gabah kering giling (GKG), namun pemerintah tetap memutuskan untuk mengimpor beras.
Produksi padi 2011 berdasarkan aram diperkirakan 68,06 juta gabah kering giling (GKG) meningkat 1,59 juta ton atau 2,4% di bandingkan 2010 yang mencapai 66,47 GKG (Angka tetap).
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, keputusan mengimpor beras ini bertujuan untuk menambah stok beras yang ada di Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk keperluan operasi pasar guna menstabilkan harga beras. Namun jumlah beras yang kan diimpor nanti belum diputuskan karena masih menunggu hasil perhitungan Bulog.
Sementara itu Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan sejauh ini mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasokan dengan menyerap produksi dalam negeri. Soetarto mengatakan dari kebutuhan stok 1,5 juta ton beras, saat ini Bulog memiliki cadangan 1,6 juta ton beras.
Dia mengatakan sejak Januari 2011 hingga akhir Juni 2011, Bulog telah menyalurkan 155.000 ton beras melalui operasi pasar. “Karena harga cenderung naik, maka kita akan tingkatkan operasi pasar. Operasi pasar ini tidak kita tahan,” kata Sutarto ketika ditemui Senin (4/7).
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mmenambahkan impor boleh dilakukan Bulog sejauh tujuan untuk meningkatkan cadangan di gudang, bukan untuk dikonsumsi.
Menurut Hatta untuk menghadapi risiko menipisnya stok beras akibat iklim yang tak menentu, idealnya di gudang Bulog tersedia stok cadangan sebanyak 2 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News