Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan, untuk menjaga inflasi agar tetap rendah pada Juli dan Agustus nanti, pemerintah disarankan untuk melakukan impor beras. Hal ini mengingat beras merupakan komoditas penyumbang inflasi yang besar.
"Kalau mau menjaga inflasi rendah, minimal jangan sampai lebih tinggi dari bulan Juni yang sudah 0,55%. Kita harus menyiasatinya melalui beras,"ujar Rusman kepada wartawan di Jakarta, pekan lalu.
Menurutnya, memasuki bulan Juli ini panen gabah sudah tidak ada lagi. "Kalau pun ada tapi kan kecil-kecil, tidak masif lagi, boleh kita bilang petani pun tidak punya beras lagi," ujarnya.
Dengan demikian, menurutnya, pada bulan Juli dan Agustus petani pun sudah menjadi net consumer atau menjadi pembeli beras juga. Angka ramalan II, produksi padi tahun 2011 diperkirakan sebesar 48,06 juta ton GKG atau meningkat sebanyak 1,59 juta ton atau 2,4% dibandingkan dengan produksi 2010 sebesar 66,47 juta ton."Nah, dengan angka ramalan yang 2,4 % itu juga memberi sinyal kita belum aman,"ujarnya.
Dengan itu, kata Rusman, diperkirakan harga beras dipastikan akan naik terus."Saya tidak dalam kapasitas membuat kebijakan, tapi kalau memang terpikir opsi mengenai impor beras, ya harusnya dilakukan," imbuhnya.
Impor tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar suplai beras tetap aman. Menurutnya, asalkan impor dilakukan dalam musim paceklik, petani tidak akan tersinggung. "Petani akan sakit hati ketika impor dilakukan saat panen raya, kalau sekarang ini petani barangkali tidak punya beras, sedang dalam keadaan proses ke arah net consumer juga,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News