Reporter: Agus Triyono | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Tahun demi tahun, kinerja penyerapan belanja modal memang belum memuaskan. Begitu juga dengan kondisi sepanjang tahun 2012 lalu. Belajar dari situ, pemerintah berbenah agar tahun ini penyerapan belanja modal bisa berjalan lebih baik.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, mengatakan bahwa langkah pembenahan itu antara lain dengan membatasi belanja modal dari berbagai kementerian atau lembaga. pemerintah akan lebih fokus mengawasi belanja modal dengan lebih mengarahkannya kepada beberapa proyek prioritas.
Dengan begitu, hak dan inisiatif setiap kementerian dan lembaga untuk mengajukan dan mengusulkan belanja modal akan semakin terbatas. Armida berharap, dengan upaya tersebut, setiap kementerian lembaga bisa lebih fokus dalam menggunakan belanja modal yang telah dialokasikan sebelumnya.
Pemerintah berharap, lebih lebih fokus pada program tertentu, belanja modal pada tahun 2013 bisa terserap dan target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% yang telah ditetapkan sebelumnya bisa dicapai. Kondisi itu bakal lebih membaik lagi apabila kinerja ekspor Indonesia tahun 2013 ini bisa lebih baik. "Jika ekspor membaik, konsumsi domestik dan investasi juga meningkat, yang perlu dipacu selanjutnya adalah konsumsi pemerintah. Ini akan menjadi prioritas kami tahun ini," kata Armida, Jumat (1/2).
Sekedar informasi, kinerja belanja modal pemerintah memang masih buruk. Jika pada tahun 2011 kinerja penyerapan belanja modal bisa mencapai Rp 117,9 triliunĀ atau 83,6% dari pagu anggaran, tahun 2012 kemarin, penyerapannya hanya mencapai 79,6% atau sebesar Rp 140,2 triliun dari pagu sebesar Rp 176,1 triliun yang disediakan dalam APBNP 2012.
Agus Suprijanto, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa penyebab realisasi penyerapan belanja modal cukup rendah itu adalah penyerapan beberapa komponen belanja modal tidak maksimal.
Ambil contoh, belanja modal tanah, dari pagu anggaran sebesar Rp 5,03 triliun, yang terserap hanya Rp 3,625 triliun atau 72%. Lalu, pagu anggaran peralatan dan mesin sebesar Rp 55,62 triliun, yang terserap hanya Rp 44,97 triliun atau 81%. Pagu anggaran jalan dan jembatan sebesar Rp 83 triliun, yang terserap Rp 70,317 triliun (85%) dan anggaran gedung dan bangunan dari pagu anggaran sebesar Rp 24, 84 triliun, yang terserap Rp 19, 26 triliun (78%).
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro, mengatakan kinerja penyerapan modal yang rendah akan mengurangi target pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News