Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal batasi impor singkong dan tapioka dalam menjaga stabilitas harga dalam negeri.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas dalam merespon aksi demonstrasi petani yang melakukan protes anjloknya harga singkong di lampung.
"Impornya dikendalikan. Jadi, kalau kita panennya berapa, produksi cukup, ya, impornya kurangi lagi. Karena impornya datanya agak banyak,” kata Zulhas, dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Terbatas di Jakarta, Jumat (31/1).
Zulhas mengklaim tapioka akan diusulkan dalam daftar larangan dan pembatasan (lartas) produk impor. Menurutnya, usulan ini masih diproses di kementerian teknis Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Harus Gercep Benahi Ekonomi Kerakyatan
"Kemudian, nanti hari ini impor itu akan diatur dalam ratas," jelasnya.
Dijumpai terpisah, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menjelaska persyaratan impor juga akan diperketat. Industri nantinya hanya diperbolehkan untuk melakukan impor setelah mendapat rekomendasi dari Kementan. Kemudian, Kementerian Perdagangan akan menindaklanjuti surat impornya.
Selain itu, usulan lartas tepung tapioka juga akan dibarengi dengan lartas impor gandum. Menurutnya, pengaturan impor kedua komoditas tersebut akan melindungi produk hasil petani lokal.
"Kami akan benar-benar menjaga agar produksi dalam negeri bagus dari sisi harga supaya petani semangat produksi. Itu tujuannya," kata Sudaryono.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya berjanji untuk menindak tegas importir singkong yang menyebabkan harga komoditas itu anjlok pada awal tahun ini. Menurutnya, lonjakan volume impor singkong menjadi salah satu sebab tekanan pada harga singkong di pasar domestik.
Amran mencatat para petani singkong di Lampung meminta pabrikan pengguna singkong mematuhi harga singkong yang disepakati antara petani dan pabrikan sebelumnya senilai Rp 1.400 per kg. Harga singkong yang disepakati petani dan pabrikan lokal lebih rendah 244,57% dari harga singkong impor.
Amran mengatakan, pihak yang menzalimi petani akan ditindak secara hukum selama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, menurutnya, Kepala Negara telah menginstruksikan untuk melindungi dan mensejahterakan petani dan rakyat kecil.
“Mengimpor produk pangan dari negara lain lebih dari produk dalam negeri, diragukan patriotismenya. Tandanya itu mereka lebih sayang petani luar,” katanya.
Baca Juga: Impor Garam Mau Disetop, Seperti Apa Tren Produksi, Kebutuhan, dan Impor Garam RI?
Selanjutnya: Stok BBM SPBU Kosong sampai Berhari-hari, Shell Sampaikan Permintaan Maaf
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (1/2): Cerah hingga Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News