Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah meraih tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi tahun depan masih menantang. Di tengah pelemahan ekonomi dan perdagangan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertumpu pada konsumsi domestik dan belanja perlindungan sosial dari pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, perekonomian domestik terutama dari sisi konsumsi, menjadi penyelamat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini di tengah tekanan global.
Baca Juga: Penerbitan SBN harusnya memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi
“Perekonomian Indonesia tumbuh terbilang stabil dan baik, meskipun kondisi global tidak mendukung. Sebagai negara besar, ekonomi domestik merupakan komponen pertumbuhan paling signifikan,” tuturnya dalam Pertemuan Financial Times-Asian Infrastructure Investment Bank (FT-AIIB) 2019, Selasa (26/11).
Untuk memastikan perekonomian domestik terus tumbuh secara berkelanjutan, Sri Mulyani mengatakan, peran pemerintah dalam mendukung konsumsi dan menjadi katalis sektor swasta masih besar. Visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun sumber daya manusia (SDM) bertujuan menjadikan populasi Indonesia yang besar sebagai aset, alih-alih sebagai liabilitas.
“Itu kenapa kita menempatkan 20% anggaran pendidikan, 5% anggaran kesehatan, serta anggaran perlindungan sosial untuk mendukung SDM dan tenaga kerja yang produktif bagi perekonomian,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mulai Menjauh dari Level Terendah
Dalam APBN 2020, anggaran perlindungan sosial mencapai Rp 372,5 triliun. Anggaran tersebut meliputi berbagai program pemerintah, seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Prakerja, Kartu Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dana desa, hingga subsidi.