kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Akui Ancaman Pemilu 2009


Rabu, 08 April 2009 / 08:00 WIB


Reporter: Hans Henricus |

JAKARTA. Pemerintah mengakui ancaman keamanan terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 mulai merebak. Demikian hasil yang terungkap dalam rapat terbatas soal pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 di kantor Presiden, Selasa (7/4).

"Memang ada juga ancaman yang kami dapatkan, entah niat, entah rencana bahwa akan melakukan kekerasan. Tapi ingat jangan menimbulkan tragedi apapun dalam demokrasi," ujar Presiden Susilo Bambang yudhoyono seusai di kantornya, Selasa (7/4).

Menghadapi situasi itu, Presiden mengatakan seluruh jajaran Kepolisian dibantu TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah merancang contingency plan alias rencana darurat mengatasi potensi kerawanan dan gangguan keamanan. "Semua diamankan, semua dijaga. Kalau memang ada perkembangan yang khas ada yang rawan, mereka sudah siap," katanya.

Dengan begitu gejolak maupun potensi kisruh saat Pemilu nanti dapat diredam sejak dini. "Rakyat Indonesia saya kira sepakat dengan saya. Tidak ingin terjadi seperti peristiwa Mei 1998. Titik gelap dalam sejarah kita," imbuhnya.

Sekadar informasi saja, Mabes Polri menerjunkan sebanyak 246.034 personel untuk mendukung Pemilu 2009. Jumlah tersebut merupakan dua pertiga dari jumlah keseluruhan personel kepolisian.

SedangkanTNI telah menyiapkan 26.000 personelnya untuk membantu Polri mengamankan Pemilu di seluruh daerah di Indonesia.

Demi mengamankan Pemilu, Pemerintah telah mengucurkan dana segar menacpai Rp1,8 triliun kepada Polri. Sedangkn, TNI mendapat jatah Rp 150 miliar.

Sementara itu, Kepala BIN, Syamsir Siregar mengatakan siapapun biang keladi kisruh saat Pemilu nanti pasti berhadapanm dengan aparat hukum. “Kalau ada yang menggagalkan kita kenakan hukum saja. Apa sulitanya,” tutur Syamsir.

Apalagi, lanjut Syamsir, kisruh itu berujung pada kerusuhan massal tentu harus ditindak. "Kalau ada, kita gebuk. Pakai yang enaklah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×