kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Akan Produksi Massal Vaksin Covid-19 BUMN


Kamis, 09 Juni 2022 / 19:38 WIB
Pemerintah Akan Produksi Massal Vaksin Covid-19 BUMN
ILUSTRASI. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Bio Farma kini tengah bersiap melakukan uji klinis vaksin Covid-19 BUMN fase tiga.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin Covid-19 BUMN dengan platform protein rekombinan yang dikembangkan PT Bio Farma (Persero) memasuki uji klinis fase akhir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Bio Farma kini tengah bersiap melakukan uji klinis vaksin Covid-19 BUMN fase tiga.

"Hari ini sudah mulai masuk uji klinis fase tiga untuk penggunaan vaksin Covid-19 BUMN sebagai vaksin primer. Setelah ini kita dorong untuk booster, kita dorong juga untuk adaptasi teknologi lain, apakah itu teknologi mRNA atau viral vector," ujar Erick saat menghadiri Kick-off Uji Klinis Vaksin Covid-19 fase tiga di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/6).

Uji klinis fase 3 dilakukan karena sebelumnya vaksin tersebut telah berhasil melalui uji klinis fase 2 dan hasilnya lebih baik dari vaksin Covid-19 dengan platform inactivated virus. Kemudian pada tahap uji klinis fase tiga ini, sudah disiapkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis per tahun.

"Jika lolos uji klinis, Bio Farma siap memproduksi massal vaksin BUMN dan didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia," tambah Erick.

Baca Juga: Masuk Uji Klinis Tahap 3, Vaksin Covid-19 BUMN Akan Digunakan untuk Booster

Ke depannya, setelah memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Pemerintah Indonesia berniat melakukan ekspor vaksin untuk negara lain yang membutuhkan.

Erick menuturkan, di beberapa negara di dunia, ketersediaan vaksin masih jadi kendala. Rasio vaksin dilebih dari 30 negara hingga saat ini masih kurang dari 10%.

Selain itu, produksi vaksin BUMN tak hanya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga membangun kekuatan diplomasi luar negeri dan peningkatan ekspor.

"Oleh karena itu, kita berharap uji klinis fase 3 berjalan lancar dan segera memperoleh izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM. Kita masih perlu melanjutkan prosesnya untuk memperoleh EUA dari WHO," ucap Erick.

Erick menyampaikan terima kasih atas dukungan BPOM, Kemenkes, Undip, dan akademisi dalam pengembangan vaksin BUMN. Melalui kolaborasi antarkementerian, lembaga, serta dukungan dari akademisi, Erick optimistis Indonesia bisa memproduksi massal vaksin Covid-19.

Seperti diketahui, lanjut Erick, krisis pengadaan vaksin di awal pandemi mengharuskan Indonesia merefleksi kembali kekuatan di sektor kesehatan dan bioteknologi. Hal ini merupakan isu multidimensi yang juga berpengaruh pada ketahanan nasional. Untuk itu, BUMN sangat serius membangun basis bioteknologi yang mutakhir demi menunjang sistem kesehatan nasional dan mencegah kembali terjadinya pandemi.

"Kita tidak ingin Indonesia menjadi fakir dalam sains dan teknologi kesehatan modern. Perang melawan pandemi, memberikan kita banyak pelajaran berharga, yang paling utama, jangan sampai nasib ketahanan kesehatan kita bergantung pada bangsa lain," lanjut Erick.

Baca Juga: Booster Moderna Menghasilkan Kekebalan yang Lebih Kuat Terhadap Omicron

Sebagai bangsa yang besar, Erick menyebut, Indonesia harus memiliki kedaulatan dalam sektor kesehatan. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan rakyat tidak akan tercapai jika tak disertai dengan ketahanan kesehatan. Pemerintah hadir dalam menyiapkan basis agar manfaat pengembangan bioteknologi dapat dirasakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Hari ini menjadi momentum bersejarah, karena, perlahan tapi pasti, Indonesia siap mengurangi ketergantungan atas produk farmasi dan bioteknologi pada bangsa lain. Inilah wujud negara hadir dalam memberikan akses yang merata untuk ketahanan kesehatan," ungkap dia.

Erick berharap, seluruh inisiatif yang selama ini diimplementasikan dapat terus berjalan guna menekan tingkat ketergantungan akan impor bahan baku obat (BBO). Erick mendorong BUMN farmasi terus berinovasi dengan menyediakan herbal sebagai alternatif dan pelayanan medis yang berkualitas.

"Kita tidak mungkin membiarkan bangsa kita terus menerus berobat di luar negeri. Bio Farma harus meningkatkan fasilitas. Selain itu, untuk kebutuhan vaksin tapi juga meningkatkan fasilitas lain, mumpung sekarang pandemi sedang menurun, jangan sampai kita kocar-kacir seperti saat awal menghadapi pandemi lalu," ucap Erick.

Erick juga mengajak masyarakat memberikan kepercayaan pada BPOM, Bio Farma, dan Kemenkes dengan melakukan vaksin jika sudah lolos uji klinis.

"Insya Allah, bahan yang digunakan halal dan baik. BPOM dan Bio Farma juga memiliki rekam jejak yang sangat baik. Proses pengembangan vaksin ini juga dikerjakan oleh anak bangsa yang berpengalaman," kata Erick menambahkan.

Baca Juga: WHO: Persepsi bahwa Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir Bisa Dimengerti tapi Salah Arah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×