Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah masih berupaya untuk menekan harga gas dan memastikan pasokan gas bagi sektor industri dengan membuka keran impor gas. Tujuannya untuk menurunkan harga gas industri yang rata-rata US$ 8-10/MMBtu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pihaknya akan melakukan kunjungan ke Iran dalam waktu dekat ini untuk membahas beberapa hal termasuk impor gas.
“Iya, kami mau bicarakan impor gas. Kami ingin tanya harga persisnya berapa. Kalau kita impor. Kalau nanti kita impor tahu-tahu mahal kan buat apa,” kata Darmin saat ditemui di kantornya, Kamis (16/2).
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat melakukan kunjungan ke Iran didapati harga gasnya jauh lebih murah ketimbang di Indonesia. Karena harga gas murah, muncul lah gagasan untuk mengimpor LNG dari Iran, agar harga gas di Indonesia bisa jauh lebih murah.
Menurut Darmin, rata-rata harga gas di Iran adalah US$ 3 - US$ 3,5 per MMBTU, “Itu harganya memang segitu, tapi kalau dibawa ke sini jadi berapa? Jadi, masih harus datang ke sana dan nanti mari kita hitung kembali,” katanya.
Pasalnya, pemerintah masih ingin mendapatkan harga lebih rendah dari yang diinginkan oleh Presiden Jokowi yaitu sekitar US$ 6 per MMBTU sudah termasuk ongkos gasnya sampai ke Indonesia
Ia menambahkan, kunjungan ke Iran nanti adalah untuk melanjutkan kunjungan yang dulu dilakukan oleh Menteri Jonan. Darmin menyebut, beberapa hal yang akan dibicarakan adalah proyek milik Pertamina di sana dan kerjasama PLN dengan industri di Iran.
Terpisah, Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan bahwa pada akhir Februari nanti, Indonesia akan melakukan kunjungan ke Iran untuk membahas hal-hal tersebut. “Yang akan ikut adalah Pertamina, PLN, Garuda Indonesia, dan Menteri ESDM,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News