kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,27   8,88   0.98%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah ajak operator seluler segera selenggarakan jaringan 5G


Senin, 07 Juni 2021 / 20:17 WIB
Pemerintah ajak operator seluler segera selenggarakan jaringan 5G
ILUSTRASI. Seorang teknisi melakukan pemeliharaan perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik XL Axiata di salah satu menara di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/4/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/wsj.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak seluruh operator seluler untuk segera menyelenggarakan jaringan teknologi komunikasi 5G.

Koordinator Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Adis Alifiawan menuturkan, saat ini operator yang telah resmi menerima surat kelayakan operasi jaringan 5G ialah Telkomsel.

Dengan semakin ramainya operator penyelenggara jaringan 5G maka akan meningkatkan layanan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok Indonesia. "Kami harapkan operator seluler lain mengikuti agar Indonesia bisa segera take off untuk 5G," jelas Adis dalam Forum Merdeka Barat 9 yang digelar secara virtual pada Senin (7/6).

Baca Juga: Deretan perusahaan ini menjadi investor di Aplikasi Karya Anak Bangsa

Adis mengungkapkan operator lain yang akan mengikuti langkah Telkomsel ialah Indosat. Saat ini Indosat ada pada tahap finalisasi dalam mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk menyelenggarakan layanan 5G secara komersial kepada masyarakat.

"Minggu lalu itu salah satu operator lain yaitu Indosat itu sudah dalam proses uji laik operasi (ULO) dan saat ini dalam proses finalisasi penetapannya," ungkapnya.

Berbicara mengenai potensi pendapatan negara untuk penyelenggaraan jaringan telekomunikasi 5G, Adis mengungkapkan untuk tahun ini saja negara berpotensi mendapatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 1,6 triliun.

"Lelang frekuensi 5G itu kita bicara terbaru, kemarin kita baru selesai bulan Mei frekuensi 2,3 Gigahertz kita melelang 30 Megahertz di beberapa zona di Indonesia dari hasil lelang tersebut kita negara memiliki potensi untuk tahun ini saja kita akan menerima PNBP Rp 1,6 triliun dari operator pemenang kemarin," jelasnya.

Baca Juga: DCI Indonesia (DCII) bukukan kenaikan pendapatan sebesar 25% pada kuartal I

Maka, untuk durasi selama 10 tahun masa laku izin kemungkinan potensi penerimaan negara sekitar Rp 6,4 triliun. Adapun durasi izin tersebut disebut dapat diperpanjang hingga 10 tahun berikutnya, untuk satu pita frekuensi.

"Sebagai perbandingan untuk tahun 2020 kemarin saja Kominfo itu sudah menyentuh angka Rp 15 triliun dari PNBP BHP frekuensi. Jadi ke depan frekuensi selain dimanfaatkan enabler di masyarakat juga bisa bantu keuangan negara dengan PNBP tersebut," ujarnya.

Marwan O. Baasir, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menuturkan, tantangan dalam pengembangan jaringan telekomunikasi 5G diantaranya ialah spektrum dan juga soal fiber optik. Kedua komponen tersebut dinilai harus dapat merata agar implementasi 5G dapat merata.

"Spektrum dan Fiber Optik perlu rata apalagi karena kan fiber itu untuk digelar itu kan kita sewanya pada pemerintah daerah, tentu harganya bisa affordable sebagaimana diamanatkan undang-undang," kata Marwan.

Kemudian tak kalah penting ialah implementasi 5G ke depan juga menjadi tantangan tersendiri. Dimana implementasinya tentu membutuhkan peran behavior dari masyarakat. Implementasi 5G dinilai tak hanya sebatas pengguna akses internet saja, namun seberapa jauh 5G dapat mendukung digitalisasi industri di Indonesia.

Baca Juga: Luncurkan layanan 5G, Telkomsel teken kerjasama dengan Schneider dan produsen gawai

"Jangan sampe kita naikkan teknologi tapi pemakaian hanya untuk akses internet akhirnya ngomong speed lagi. Ujungnya jadi consumer. Kita nggak nemu sesuatu berbeda. Virtual reality, masuknya equipment game itu jadi murah atau tidak, kemudian medical surgery," jelasnya.

ATSI melihat aplikasi dari jaringan 5G ini melalui berapa banyak industri yang terpengaruh. Maka penyelenggaraannya perlu diadaptasikan dan disosialisasikan agar pengembangan 5G di Indonesia dapat tepat sasaran.

"Jadi teknologi dibangun dan sasaran dapet. Jangan sampai kita punya mimpi 5G tapi aplikasinya tetap 4G, sama aja. Ngomonginnya akan speed lagi, speed lagi. Maka saya sampaikan di asosiasi agar sama-sama mendorong aplikasinya untuk berkembang," ujarnya.

Selanjutnya: Telkomsel luncurkan layanan 5G serentak di lima kota hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×