Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
Marwan O. Baasir, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menuturkan, tantangan dalam pengembangan jaringan telekomunikasi 5G diantaranya ialah spektrum dan juga soal fiber optik. Kedua komponen tersebut dinilai harus dapat merata agar implementasi 5G dapat merata.
"Spektrum dan Fiber Optik perlu rata apalagi karena kan fiber itu untuk digelar itu kan kita sewanya pada pemerintah daerah, tentu harganya bisa affordable sebagaimana diamanatkan undang-undang," kata Marwan.
Kemudian tak kalah penting ialah implementasi 5G ke depan juga menjadi tantangan tersendiri. Dimana implementasinya tentu membutuhkan peran behavior dari masyarakat. Implementasi 5G dinilai tak hanya sebatas pengguna akses internet saja, namun seberapa jauh 5G dapat mendukung digitalisasi industri di Indonesia.
Baca Juga: Luncurkan layanan 5G, Telkomsel teken kerjasama dengan Schneider dan produsen gawai
"Jangan sampe kita naikkan teknologi tapi pemakaian hanya untuk akses internet akhirnya ngomong speed lagi. Ujungnya jadi consumer. Kita nggak nemu sesuatu berbeda. Virtual reality, masuknya equipment game itu jadi murah atau tidak, kemudian medical surgery," jelasnya.
ATSI melihat aplikasi dari jaringan 5G ini melalui berapa banyak industri yang terpengaruh. Maka penyelenggaraannya perlu diadaptasikan dan disosialisasikan agar pengembangan 5G di Indonesia dapat tepat sasaran.
"Jadi teknologi dibangun dan sasaran dapet. Jangan sampai kita punya mimpi 5G tapi aplikasinya tetap 4G, sama aja. Ngomonginnya akan speed lagi, speed lagi. Maka saya sampaikan di asosiasi agar sama-sama mendorong aplikasinya untuk berkembang," ujarnya.
Selanjutnya: Telkomsel luncurkan layanan 5G serentak di lima kota hari ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News