kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan jaringan irigasi terganjal lahan


Selasa, 27 September 2016 / 14:35 WIB
Pembangunan jaringan irigasi terganjal lahan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Keinginan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri, salah satunya melalui pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi, masih menghadapi masalah. Untuk diketahui, pemerintah dalam waktu lima tahun ini menargetkan bisa membangun sarana irigasi baru untuk mengairi 1 juta hektare lahan.

Direktur Pengairan dan Irigasi Kementerian PPN/Bappenas Donny Azdan mengatakan, target tersebut tidak mudah. Lahan besar dan luas yang diperlukan untuk pembangunan sarana irigasi baru susah didapatkan.

Kalaupun didapat, seperti lahan untuk pembangunan sarana irigasi di Pulau Buru yang luasannya mencapai 70.000 hektare, butuh persiapan lama. "Bangun luasan yang besar, seperti asahan yang potensinya 100.000 hektare itu susah, persiapan juga bisa dua tahun," katanya, akhir pekan lalu.

Masalah sama juga terjadi pada perbaikan atau rehabilitasi jaringan irigasi. Proyek tersebut juga dikhawatirkan akan terkendala anggaran.

Donny mengatakan, khusus irigasi, anggaran yang ada saat ini Rp 8 sampai Rp 9 triliun. Sementara, tahun depan, anggaran rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 12 triliun. "Tapi ternyata ada pemotongan anggaran," katanya.

Menurut Donny, untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya yang berkaitan dengan lahan, pemerintah akan memodifikasi pembangunan saluran irigasi baru. Modifikasi akan dilakukan dengan membangun di lahan yang luasnya 1.000-3.000 ha, atau tidak terlalu besar. "Dengan itu, untuk pembangunan baru, 70%- 80% saja sudah bagus," katanya.

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan, agar pembangunan dan rehabilitasi sarana irigasi bisa efektif, pihaknya akan membuat peta infrastruktur irigasi. Peta dibuat karena pemerintah ingin fokus terhadap produk pertanian yang akan diberi aliran irigasi.

Basuki mengatakan, ada tiga produk pertanian yang menjadi fokus, yaitu padi, gula, dan jagung. Dari tiga produk tersebut, baru padi yang produksinya sudah aman. Sementara itu, untuk jagung dan gula masih perlu perhatian, khususnya untuk sarana irigasinya.

"Makanya, agar nanti perbaikan dan pembangunan bisa menjangkau itu, peta dibuat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×