kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan jalan tol Indonesia masih lambat


Jumat, 23 September 2011 / 06:24 WIB
Pembangunan jalan tol Indonesia masih lambat
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik lagi 0,5% ke 5.557,52 pada Rabu (18/11). Pergerakan IHSG seiring indeks saham LQ45 yang menguat 0,44%.


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pembangunan jalan tol Indonesia terbilang lambat. Buktinya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Ghani Ghazali menyatakan sejak tahun 1978 hingga 2011 panjang ruas tol di Indonesia saat ini hanya mencapai 760 kilometer (km) alias setiap tahun pemerintah cuma mampu membangun ruas tol rata-rata sepanjang 23 km.

Melihat kenyataan seperti ini, BPJT berjanji pihaknya akan terus menuntaskan pembangunan ruas tol. Menurutnya, salah satu lambatnya pembangunan jalan tol di Indonesia karena persoalan pendanaan yang sangat besar dan tidak semua investor mau menanamkan modal yang belum tentu balik pada 15 tahun mendatang. Selain itu lamanya pembangunan tol juga terkait persoalan pengadaan lahan yang rumit.

Gani menuturkan, pihak BPJT sebetulnya telah memiliki target sendiri untuk segera memperpanjang jumlah ruas tol di Indonesia. Namun semuanya akan balik lagi kepada kendala investor.

“Target banyak. Tapi pencapaian target masih terhadang bisnis jalan tol yang masih dianggap kurang menarik. Ya, paling tidak sampai 2014, ruas tol Trans Jawa sepanjang 662 km akan mulai terbangun,” ujar Gani dalam diskusi Kenaikan Tarif Tol, Kamis (22/9).

Dengan demikian, pada 2014 jumlah ruas tol di Indonesia ditargetkan dapat mencapai 1.422 km. Tapi, ia juga beranggapan target tol Trans Jawa untuk bisa dituntaskan tahun ini adalah sangat sulit. Bukan apa-apa, realisasi progres pembebasan lahan jalan tol Trans Jawa per 19 September saat ini saja baru mencapai 2.363 hektare dari kebutuhan pengadaan tanah seluas 5.321 hektare atau baru sekitar 44,42%.

Hal serupa diutarakan, Kepala Subdit Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga Kementerian PU Achmad Hery Marzuki. Achmad menyatakan persoalan utama dalam pembebasan lahan disebabkan oleh sulitnya proses negosiasi dengan masyarakat dan persoalan sosial terkait tanah wakaf.

Meski demikian, dia optimistis pada 2012, seluruh pembebasan lahan tol Trans Jawa bisa diselesaikan. “Target 2012 semua bisa dibebaskan,” kata Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×