Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) masih punya peluang menaikkan suku bunga pada bulan Desember 2023. Hanya saja, peluang itu kecil.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, probabilitas kenaikan suku bunga The Fed tersebut makin menipis, cuma 10%.
“Kalau pada waktu itu market memperkirakan probabilitas kenaikan 40%, sekarang turun kemungkinannya menjadi hanya 10%. Jadi lebih rendah,” tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (23/11) di Jakarta.
Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,00%
Namun, Perry mengingatkan, ketidakpastian masih tinggi. Dus, bisa saja hal yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraan sekarang.
Sehingga, respons kebijakan yang disiapkan BI akan sangat bergantung dengan perkembangan data (data dependent). “Jadi risk on dan risk off ini sangat tidak pasti. Karena memang ketidakpastian di AS masih cukup kuat,” tambahnya.
Ia mengambil contoh terkait dengan inflasi. Inflasi di AS memang sudah dalam tren menurun, tetapi penurunannya lelet.
Perry memastikan, respons kebijakan dari BI terkait suku bunga akan konsisten secara forward looking dan pre-emptive dan memastikan untuk menjangkar inflasi ke depan.
Termasuk, saat BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023 lalu, sehingga saat ini suku bunga berada di level 6,00%.
Baca Juga: BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global 2023 akan Berada di Kisaran 2,9%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News