kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

BI Bersiap Merespons Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga The Fed


Kamis, 23 November 2023 / 19:22 WIB
BI Bersiap Merespons Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga The Fed
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Juli 2023 memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih ada kemungkinan bagi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk mengerek suku bunga acuan pada akhir tahun 2023. 

Gubernur Bank Indonesia (BEI) Perry Warjiyo mengungkapkan, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS tersebut sebesar 10%. 

Meski demikian, Perry bilang kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Paman Sam menipis, dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 40%. 

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengungkapkan, ini seiring dengan kondisi terkini AS. 

Sempat, banyak yang memperkirakan ekonomi AS akan jeblok. Meski demikian, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi AS bisa lebih tinggi dari perkiraan semula. 

Baca Juga: Bos BI: Belanja Lewat E-Commerce Bisa Dorong Pertumbuhan dan Bantu Kendalikan Inflasi

“Awalnya kami memperkirakan 1,9% yoy, kemudian bisa ke atas menjadi 2,1% yoy, dan saat ini menjadi 2,9% yoy,” terang Aida dalam konferensi pers, Kamis (23/11). 

Ini juga seiring dengan inflasi AS yang melandai. Dari perkiraan BI, inflasi AS mungkin sekitar 3,4% yoy. 

Masalahnya adalah, inflasi inti AS masih berada di kisaran 4% yoy. Ini seiring dengan masalah tenaga kerja. Sehingga, ini masih membuka kesempatan untuk kenaikan suku bunga The Fed. 

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menduga, dengan melihat perkembangan terkini, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,00%. 

Namun, ia melihat BI tetap akan memperhatikan hal yang terjadi di dunia internasional, termasuk dengan arah kebijakan Paman Sam ke depannya. 

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,00%

“Kami memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga kebijakan, hingga terjadi perubahan sikap kebijakan moneter AS,” terang Faiz kepada Kontan.co.id

Hanya saja, dengan melihat faktor-faktor yang terjadi dalam negeri, termasuk inflasi yang landai dan defisit transaksi berjalan yang terkendali, Faiz yakin tingkat suku bunga tersebut memadai. 

“Suku bunga 6,0% dianggap cukup. Kecuali, The Fed kemudian memberi sinyal untuk kenaikan suku bunga lagi,” tandas Faiz. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×