kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang generasi milenial masuk menjadi aparatur sipil negara


Kamis, 27 September 2018 / 20:34 WIB
Peluang generasi milenial masuk menjadi aparatur sipil negara
ILUSTRASI. Situs Pendaftaran CPNS


Reporter: Muhammad Afandi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendaftaran seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) sudah dibuka sejak Rabu (27/9). Pendaftaran CPNS ini untuk mereka yang berusia 18 tahun-35 tahun. Artinya, ini peluang besar bagi generasi milenial masuk menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, generasi milenial memiliki karakter yang berbeda dengan generasi pendahulunya.

“Anak-anak milenial, namanya saja milenial dia hadir di era yang sudah digital seperti ini. Dari sisi kecepatan, kreativitas dan inovasi tentunya akan lebih baik,” ujarnya usai memberi pengarahan di Rakornas Pengembangan SDM ASN di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (27/9).

Selain itu, Iwan juga mengatakan, karakter anak milenial tidak suka dengan hal-hal rumit birokrasi. Mereka lebih menginginkan cara-cara sederhana dan cepat.

Nah, ia berharap, kedatangan para generasi milenial ini bukan menjadi hal yang ditakutkan birokrat yang sudah ada. Menurutnya, ASN yang sudah berada di dalam birokrasi harus mengetahui karakteristik generasi milenial. “Para atasan perlu mengetahui bagaimana working with milenial,” ujarnya.

Iwan menyarankan kepada aparatur sipil untuk melakukan dialog lebih intensif untuk mencairkan gap antara generasi milenial ini dengan generasi sebelumnya.

Kempan-RB sendiri sudah menyiapkan program-program untuk menyempitkan jurang pemisah tersebut. Para ASN baru nanti akan diwajibkan mengikuti coaching, mentoring dan konseling. Program tersebut merupakan upaya untuk mengurangi gap antara generasi yang berbeda karakter ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×