kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelonggaran Moneter BI Dinilai Tak efektif Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi


Rabu, 29 Desember 2021 / 21:09 WIB
Pelonggaran Moneter BI Dinilai Tak efektif Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat Refleksi Ekonomi Akhir Tahun 2021, Rabu (29/12) di Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) selama ini tidak efektif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi. 

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, sebab penurunan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) ini tidak diikuti dengan cepat oleh penurunan suku bunga kredit sehingga memberikan efek mini pada masyarakat. 

“Padahal tujuan pelonggaran kebijakan moneter ini salah satunya adalah menurunkan suku bunga kredit, sehingga mereka yang memiliki pinjaman di perbankan bisa teringankan bebannya dan memiliki daya beli yang lebih kuat,” ujar Piter, Rabu (29/12) di Jakarta. 

Piter kemudian memberi contoh seyogyanya pelonggaran kebijakan moneter yang berdampak pada masyarakat secara langsung. 

Baca Juga: CORE Menyayangkan Digitalisasi yang Cepat Tak Mampu Dongkrak PDB per Kapita

Seseorang dengan pendapatan Rp 5 juta per bulan memiliki tanggungan cicilan Rp 1 juta per bulan. Dengan demikian, ia memiliki sisa uang sebesar Rp 4 juta untuk dibelanjakan per bulannya. 

Kemudian, di negara tersebut ada pelonggaran kebijakan moneter berupa penurunan suku bunga acuan yang langsung diikuti oleh penurunan suu bunga kredit. Tanggungan cicilan pun menyusut menjadi Rp 500.000 per bulan. 

Dengan adanya pelonggaran tersebut, berarti orang dalam contoh kini memiliki sisa uang Rp 4,5 juta untuk dibelanjakan per bulannya karena tanggulan cicilannya berkurang. 

Baca Juga: BNI Beri Fasilitas Pembiayaan Supply Chain Financing ke Mitra Telkomsel

“Nah harusnya ini yang diharapkan. Daya beli masyarakat naik, kemudian konsumsi akan naik. Kalau seperti Indonesia sekarang tidak efektif. Apalagi mereka yang di PHK atau dipotong gajinya tidak merasakan efektivitas kebijakan moneter,” tambahnya. 

Piter pun khawatir ke depan peran kebijakan moneter masih tidak mampu menopang pertumbuhan ekonomi. Ia pun mengimbau agar otoritas untuk bisa menemukan jalan keluar untuk ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×