Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program kartu prakerja didesain sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan teknis masyarakat sehingga masyarakat bisa mandiri di tengah lesunya perekonomian sebagai dampak pandemik covid-19.
Program kartu prakerja dinilai cukup efektif di tengah situasi yang sulit sekarang, penekanannya lebih kepada bantuan sosial. Namun pasca pandemik, titik tekannya ada pada peningkatan kompetensi sehingga masyarakat diharapkan bisa mandiri secara ekonomi.
“Selain mendapatkan keterampilan teknis, saat covid-19, masyarakat bisa tertolong karena ada bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan setelah menyelesaikan pelatihan,” kata Ekonom Raden Pardede, Selasa (9/6).
Baca Juga: Pemerintah akui Program Kartu Prakerja tidak memberi jaminan jadi pegawai
Ia menilai standar materi pelatihan yang diberikan sangat baik. Masyarakat bisa memilih berbagai bentuk topik pelatihan sesuai dengan minat dan kemampuan teknis dasar masing-masing. Di masa pandemik, pelatihan diberikan secara online namun usai covid-19 berlalu, program pelatihan tersebut akan dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung.
Menurutnya, kartu prakerja tidak bisa menjadi tumpuan satu-satunya. “Harus ada kerjasama dengan dunia usaha. Peran Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan juga penting dalam menyukseskan program kartu prakerja tersebut,” terangnya.
Selain itu, program kartu prakerja yang disusun pemerintah menyasar pada masyarakat kelas menengah. “Targetnya adalah masyarakat menengah dengan pendidikan SMA, meski tidak tertutup kemungkinan lulusan SMP bisa mengikuti program ini.
Baca Juga: Ini peruntukan anggaran pemulihan ekonomi senilai Rp 589,65 triliun
Sementara itu pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menilai, pemerintah perlu melakukan kajian agar materi pelatihan yang diberikan dalam program kartu prakerja tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan industri.