Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) menargetkan Pelabuhan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan bisa mulai beroperasi pada Desember 2017. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melakukan kunjungan ke pelabuhan tersebut pada Sabtu (20/5) kemarin.
Namun setelah beroperasinya nantinya, masih perlu dilakukan pengurukan di pelabuhan tersebut karena kedalamamnya saat ini masih rendah yakni 3,5 LWS.
"Pembangunan fisik sudah selesai dan sudah dapat beroperasi pada Desember 2017. Hanya setelah beroperasi masih perlu dilakukan pengerukan lagi menjadi 7 LWS, karena kedalaman pelabuhan sekarang hanya 3.5 LWS," kata Budi, Minggu (21/5).
Budi menambahkan, perlu perbaikan jalan yang menghubungkan antara pelabuhan dan kota Palembang serta pembangunan tol dan kereta api untuk menunjang lancarnya arus distribusi barang dan jasa dari dan ke pelabuhan.
Menhub optimis, pengoperasian Pelabuhan Tanjung Api-Api akan dapat mendorong perkembangan industri di Sumatera Selatan ke depan. Dirinya berharap Palembang dapat menjadi pelabuhan pengumpul akan efektif membawa barang-barang yang ada di Sumatera Selatan dan Jambi untuk dibawa ke Tanjung Priok sebelum akhirnya diekspor ke daerah lain.
Sementara itu Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono menjelaskan saat ini Pelabuhan Tanjung Api-Api mampu menampung kapal dengan bobot 464 GRT. "Rencana kedepan, Pelabuhan Tanjung Api-Api dipersiapkan dapat menampung kapal dengan bobot 1000 DWT," jelas Tonny.
Terkait pengoperasian Pelabuhan Tanjung Api-Api, Tonny mengatakan akan dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Namun, secara bertahap akan ditawarkan ke PT Pelindo II sebagai badan usaha milik negara bidang pelabuhan untuk mengelola Tanjung Api-Api.
Nantinya, Pelabuhan Tanjung Api-api memiliki dermaga dengan ukuran 50 X 20 meter, trestle ukuran 118 X 8 meter dan causeway ukuran 100 X 8 meter. Biaya pembangunannya sendiri melalui APBN 2004 sampai dengan 2017 dengan total 178,075 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News