Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Delegasi pengusaha Hong Kong-Shanghai membuka kesempatan kerja sama dengan Indonesia, khususnya demi kelangsungan program "Belt and Road Initiative". Sejumlah pengusaha papan atas Asia Timur menyampaikan ketertarikan masuk ke program ekonomi dan infrastruktur Indonesia.
Mengutip rilis informasi yang diterima Kontan, Co-Mission Leader Dr Jonathan Choi, Chairman CGCC dan Chairman Sunwah Group menimpali, "Delegasi kami terkesan dengan prospek dari proyek-proyek pembangunan di negara ini ke depan. Selain kebutuhan modal, kami juga melihat permintaan yang tinggi untuk solusi total bagi pengembangan infrastruktur,” paparnya, Selasa (25/4)..
Jonatha Choi menjelaskan delegasinya terdiri dari sejumlah perwakilan dari berbagai penyedia layanan, mulai dari arsitektur dan keinsinyuran, konstruksi, teknologi Informasi, manajemen proyek dan operasi. sampai hukum dan manajemen risiko. “Mereka siap mengkontribusikan keahlian mereka untuk proyek-proyek pembangunan yang sudah direncanakan," katanya.
Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia, Indonesia teIah menjadi partner penting bagi Hong Kong dan Tiongkok. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur di Indonesia dilakukan dalam skala begitu besar yang belum pernah ada sebeIumnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di tahun 2019, pemerintah menargetkan membangun 2.650 km jalan nasional baru, 1.852 jalan toI, jembatan baru termasuk di Papua dan Kalimantan, sejumlah bendungan, dan proyek infrastruktur Iainnya.
Sebagai fasilitator, Hong Kong dapat memfasilitasi kesempatan investasi dua arah antara Indonesia dan Tiongkok lantaran kedua negara memiliki hubungan bilateral yang erat dan kuat dengan nilai bisnis dan perdagangan yang tinggi.
Berdasarkan data HKTDC, Indonesia adalah pasar ekspor terbesar ke-22 bagi Hong Kong, dengan totaI niIai ekspor mencapai US$ 2,9 miIiar, naik 7,2% year-on-year. Komoditas ekspor utama antara Iain peralatan dan spare part telekomunikasi (35,7%), kain berbahan rajutan (5,9%) dan komputer (4,5%).
Di periode yang sama, impor Hong Kong dari Indonesia tumbuh 8,8% menjadi US$ 2,5 miIiar. Komoditas impor utama termasuk batu bara, non agIomerasi (23,4%), perhiasan (14,5%), dan makanan oIahan (9,1%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News