Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sudah jauh-jauh sebelum Pemilu digelar, berbagai lembaga survei menempatkan nama Joko Widodo (Jokowi) dalam daftar Calon Presiden (Capres) terpopuler.
Namun hingga kini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga menentukan apakah Gubernur DKI Jakarta itu akan maju pada Pemilihan Presiden tahun depan.
"Kalau PDIP mencalonkan Jokowi sebagai Presiden sekarang sepertinya Pemilu sudah bisa dibilang selesai dan positifnya biaya pemilu bisa lebih rendah, tapi kalau Jokowi tidak dicalonkan PDIP maka Pemilu akan lebih ramai dan Partai Gerindra akan lebih menguat," ujar Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicated, Sukardi Rinakit, Kamis (5/12).
Sukardi mengatakan sosok Prabowo Subianto (Capres Partai Gerindra) juga berpotensi memperoleh banyak dukungan publik masyarakat bawah selain Jokowi.
Ia mengatakan bahwa masalah pelanggaran HAM tahun 1998 yang kerap dipolitisasi pencapresan Prabowo tampaknya tidak terlalu berpengaruh. Menurutnya mayoritas masyarakat Indonesia melodramatik dengan sifat dominan mudah lupa dan mudah kasihan.
"Hingga kini politik masih cair dan belum terpetakan," ujarnya.
Sukardi menyatakan modal PDIP mencalonkan Jokowi pada 2014 cukup kuat karena mantan Walikota Solo itu dinilainya sudah mendapatkan narasi publik yang besar, dan soal mampu atau tidak melaksanakan mandat sebagai Presiden itu urusan belakangan.
"Narasi publik memang sulit di ilmiahkan, tapi memang dalam politik Indonesia ada 60% yang tidak berpendidikan dan memilih Capres mereka lewat narasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News