Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ekonomi global mengalami ancaman stagnasi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu mencatat akselerasi perekonomian melebihi ekspektasi pasar.
PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) meyakini, terbuka ruang bagi perekonomian domestik tetap melaju kuat pada sisa paruh kedua tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi domestik tumbuh sebesar 5,17% secara tahunan pada kuartal II/2023. Pertumbuhan ini lebih kencang dari pencapaian kuartal pertama yang tumbuh sebesar 5,04%.
Alhasil, secara keseluruhan produk domestik bruto (PDB) selama Januari-Juni 2023 tercatat sebesar 5,11%.
Baca Juga: Ekspor Mulai Melambat, Sinyal Berbahaya Buat Perekonomian RI
"Di tengah perlambatan ekonomi dunia, aktivitas perekonomian domestik Indonesia berjalan dengan cukup kuat, terutama ditopang oleh belanja pemerintah," kata Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/8).
Di sisi lain, perlambatan ekonomi global mengakibatkan sumbangsih ekspor terhadap PDB menurun. Bila dilihat berdasarkan pengeluaran, sumber pertumbuhan PDB ditopang oleh permintaan domestik, menunjukkan kualitas pertumbuhan yang baik.
Konsumsi pemerintah meningkat sebesar 10,62%, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%, dan investasi mencapai 4,63%.
Dari sisi eksternal, pengeluaran ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 2,75% seiring dengan melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas ekspor utama seperti batubara dan crude palm oil (CPO).
Kontraksi ini mengakibatkan kontribusi ekspor terhadap PDB turun dari 24,6% di tahun lalu menjadi 20,3% pada kuartal kedua tahun ini.
Baca Juga: Industri Manufaktur Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2023
Akan tetapi, penurunan tersebut mampu ditutupi oleh kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang naik dari 17,92% pada kuartal dua tahun lalu menjadi 18,25% pada kuartal kedua 2023. Kontribusi sektor manufaktur memiliki arti penting dalam peningkatan produktivitas perekonomian domestik.
Sementara itu, bila dilihat dari lapangan usaha, sumber pertumbuhan yang terbesar berasal dari transportasi dan pergudangan yang meningkat sebesar 15,28%.
Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat dan aktivitas perdagangan terus tumbuh kencang. Selain itu, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 9,89% seiring pulihnya sektor pariwisata domestik.
Bahana TCW memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terjaga dengan baik ke depannya. Hal ini tercermin dari beberapa indikator seperti purchasing manager index (PMI), indeks keyakinan konsumen, dan kredit perbankan yang masih tumbuh positif.
Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Utama Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2023
Dukungan pemerintah tentunya masih sangat diperlukan di tengah-tengah perlambatan ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan berlangsung.
‘’Belanja APBN yang lebih cepat akan memberi multiplier effect yang optimal bagi aktivitas perekonomian, apalagi anggaran kita mengalami surplus hingga paruh pertama tahun ini,’’ papar Emil.
Emil menilai ruang fiskal yang cukup memungkinkan pemerintah untuk belanja lebih ekspansif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News