kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para akademisi lintas kampus menggagas pusat studi BUMN


Senin, 29 Juni 2020 / 11:08 WIB
Para akademisi lintas kampus menggagas pusat studi BUMN
ILUSTRASI. Kementerian BUMN RI - kontan seremonia online


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Bagi semua BUMN, khususnya yang industri nya sudah pada masa sunset, diperlukan CEO visioner yang mampu meredefinisikan bisnisnya dan juga mampu mentransformasikan perusahaan di lanskap baru tersebut. Selain itu, fakta bahwa 90% kebutuhan alkes dan bahan baku obat didapatkan dari impor adalah hal yang memprihatinkan.

"Masa pandemi ini membuktikan dua hal, pertama ketergantungan pasokan alkes dan bahan baku obat dari luar negeri membawa resiko besar bagi kemampuan negara untuk menjamin kesehatan warga. Kedua, selama masa pandemi ketika pasokan dari luar terhenti, ternyata muncul berbagai inovasi dan kreasi untuk mencoba mensubtitusi dan menambal gap antara supply & demand di bidang kesehatan," katanya.

Dirinya menambahkan, berbagai inovasi tersebut membuka mata kita bahwa sebenarnya kita mampu memenuhi sendiri kebutuhan di bidang kesehatan. Peluang ini harus ditangkap oleh BUMN untuk turut serta menjadi leading player dalam mentransformasikan ekonomi Indonesia, sehingga mandiri dalam bidang kesehatan, bahkan dapat turut mensupply kebutuhan dunia.

Baca Juga: Ini aturan yang ditabrak saat pejabat negara rangkap jabatan jadi komisaris BUMN

Di lain hal, Syamsul Anam Ilahi, SE,M,Ec.Dev, Akademisi dari FEB Universitas Halu Oleo berpandangan, BUMN memikul tiga beban penting sekaligus, memperoleh laba dari aktivitas usahanya, ikut serta memajukan kesejahteraan umum dan yang paling prinsip BUMN harus ikut memberi bentuk atas upaya negara dalam me-redistribusi sumber-sumber utama kekayaan negara.

Irisan atas tiga peran inilah yang membuat kompleksitas pengelolaan BUMN mengemuka. Percakapan publik perihal BUMN juga berpusat pada problem klasik tentang pengisian direksi dan komisaris yang kemudian berkelindan dengan soal politik sehari-hari.

"Ruang publik harusnya diisi dengan percakapan perihal peta jalan konsolidasi BUMN, bagaimana merubah pakem bisnis dari konsesi ke kompetisi, hingga soal bagaimana mendorong agar unit-unit ekonomi terkecil di dalam masyarakat seperti BUMDES bisa saling sinergi untuk maju bersama," tambahnya.

Atas kerangka pemikiran di atas, maka sejumlah akademisi tersebut mengagas suatu lembaga kajian diskusi yakni Pusat Studi BUMN sebagai media untuk berdiskusi, bertukar informasi dan pengetahuan serta melaksanakan riset yang sifatnya mendukung Tata kelola BUMN yang lebih baik dalam perpektif kepentingan Negara.

Pusat studi ini juga diharapkan mendorong kolaborasi antara BUMN dan Kampus untuk saling sinergi dalam mengembangkan potensi dan sumber daya bagi kemajuan bangsa melalui pengembangan sumber daya manusia,  penciptaan nilai tambah dan peningkatan produktifitas ekonomi.

Akademisi Lintas Kampus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×