Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo memberikan wawasan kebangsaan terkait tantangan yang dihadapi Indonesia dan global kepada seluruh kepala Kanwil dan KKP pajak seluruh Indonesia.
"Saya diminta oleh dirjen pajak untuk menyampaikan wawasan kebangsaan agar ditjen pajak ini bisa meningkatkan kemampuannya untuk meningkatkan pendapatan pajak karena kondisinya sulit," ujar Gatot di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin (7/11).
Dia mencatat bahwa pada 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia itu pada kisaran 4,7%. Namun dengan angka itu Indonesia bisa masuk 8 negara terbaik ekonominya menurut World Bank. Artinya, kondisi ekonomi global dalam kondisi buruk. "Bayangkan saja angka 4,7% saja itu 8 besar," ungkapnya.
Dan ini menyebabkan kondisi ekspor dan impor seluruh dunia kritis karena yang jual tidak ada dan yang beli juga tidak ada. Sementara Indonesia mempunyai SDA, baik untuk pangan, energi dan lainnya. "Apalagi saat Indonesia menjadi negara yang menjadi kepercayaan konsumen nomor 3 di dunia," ungkapnya.
Dengan kondisi ini Indonesia akan diperebutkan oleh negara-negara lain di dunia dan ini akan menjadi ancaman sebab nantinya Indonesia akan dirongrong kondisi dalam negerinya. Dan cara negara asing masuk di Indonesia di kemudian hari itu akan seperti yang dilakukan di Libya, di Iran atau Syria.
Dengan wawasan ini diharapkan seluruh kepala kantor, baik eselon 2 atau 3, bisa mengetahui ancaman bangsa ini. Hal ini untuk mengantisipasi hal itu terjadi.
Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Yon Arsal menyampaikan, wawasan yang disampaikan oleh panglima TNI memberikan pencerahan kepada pegawai pajak bahwa masih banyak tantangan yang akan dihadapi.
Dia mencontohkan seperti masalah narkoba yang sangat berat, untuk meningkatkan pemberantasan narkoba itu harus memperkuat BNN dan Kepolisian dan untuk memperkuat kedua instansi tersebut butuh dana yang besar. "Ujungnya kita harus kerja lebih keras lagi karena butuh dana mengamankan risiko-risiko yang digambarkan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News