kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pandemi ubah prilaku masyarakat berbelanja, digitalisasi pasar jadi keharusan


Senin, 28 September 2020 / 21:56 WIB
Pandemi ubah prilaku masyarakat berbelanja, digitalisasi pasar jadi keharusan
ILUSTRASI. Pedagang pelaku usaha kecil menegah di salah satu pasar di Jakarta, (31/8). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/31/08/2020.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bekerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Adira Finance, Perbarindo, Asparindo, Gerakan Pakai Masker (GPM) menggelar sosialisasi dan edukasi daring dengan tema: Digitalisasi Pasar Rakyat di Masa Pandemi Covid-19, Selasa (28/9).

Digelar secara daring, acara ini juga  disiarkan langsung di kanal Youtube Gerakan Pakai Masker. Hadir dalam acara tersebut adalah Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia  Tbk  Sis Apik; Ketua Umum GPM Sigit Pramono.

Ada juga Ekonom Senior Indef sekaligus Pendiri GPM Aviliani, Human Capital & Marketing Director Adira Finance Swandajani Gunadi,  Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto serta Ketua Umum Asparindo Y. Joko Setiyanto.

Sejak awal berdiri, GPM memang fokus menjadikan pasar tradisional sebagai salah satu lokasi sosialisasi dan edukasi penggunaan masker. Pasalnya, pasar adalah urat ekonomi yang harus dijaga demi kelangsungan ekonomi masyarakat, bahkan Indonesia.

Baca Juga: GPM: Denda tak ampuh, lebih baik sumber daya untuk sosialisasi displin pakai masker

Hanya dengan disiplin menggunakan masker secara benar, masyarakat sejatinya dapat menekan angka penyebaran penularan virus hingga 75%.  Bahkan, penggunaan masker diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir akan menekan penyebaran penularan hingga 90%.

Ketua GPM Sigit mengatakan, per tanggal 22 September 2020, korban meninggal akibat virus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 9.677 orang. “Penyebaran virus yang sangat massif sangat mengkhawatirkan. Ini perlu upaya bersama agar dapat menangani isu kesehatan dan juga menyelamatkan nyawa ekonom,” ujar Sigit.

Merujuk data Kementerian Kesehatan, Senin (28/9), jumlah kumulatif kasus positif Covid mencapai 278.722 orang. Angka tersebut bertambah sebanyak 3.509 kasus dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 206.870 orang dinyatakan sembuh dan 10.473 orang meninggal dunia.

Baca Juga: GPM klaster perempuan ajak ibu Indonesia disiplin bermasker, cegah penyebaran Covid19

Terus bertambahnya kasus positif corona juga beriringan dengan berkembangnya empat mega shift dalam perilaku konsumen, yakni  munculnya solidaritas sosial, digitalisasi (go virtual), kecenderungan bekerja dari rumah dan masyarakat yang akan fokus untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Perubahan perilaku konsumen yang bekerja dari rumah dan berkembangnya sistem digital itu akan memunculkan sistem perekonomian baru, yaitu low touch economy. Interaksi langsung atau kontak fisik akan berkurang, sehingga muncul kebiasaan baru yaitu cashless society.  Masyarakat mengurangi penggunaan uang tunai dalam bertransaksi.

“Pelaku usaha harus siap dengan keadaan ini. Semua bisnis harus menuju ke arah digital, baik pelaku pasar rakyat, perbankan maupun bisnis lain,” ujar Sigit.

Ketua Umum Asparindo Y. Joko Setiyanto menambahkan, jauh sebelum pandemi ini, Asparindo sudah mencanangkan digitalisasi pasar rakyat, bahkan kongres digitalisasi pasar dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada 12 Desember 2018.

Para pelaku pasar menyadari pentingnya proses digitalisasi untuk kegiatan di pasar dan saat ini merupakan keharusan melaksanakannya. Salah satu buktinya adalah telah disiapkan satu platform digital untuk pasar yang dikenal dengan Pazza.  

Adapun Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto menyebut, gerakan kemanusiaan GPM yang mengajak masyarakat untuk tertib menggunakan masker, sejalan dengan upaya Perbarindo yang aktif dalam pencegahan dan pengendalian. Yakni terus berkoordinasi menerapkan protokol kesehatan, berbagi masker, serta hand sanitizer serta berbagi pada masyarakat terdampak.

Perbarindo juga terus mengoptimalkan pertemuan virtual dengan nasabah untuk menggunakan layanan digital dalam upaya menghindari kontak langsung.

“Pelaku pasar merupakan mitra strategis bagi BPR, terbukti lebih dari 50%  pemilik rekening BPR adalah pelaku pasar. Sehingga upaya menjaga pasar untuk tetap hidup dan berkembang sangat penting,” kata Joko.

Dari perbankan, BNI mendukung digitalisasi di masyarakat dan pasar. Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik menyebutkan, tahap awal digitalisasi pasar adalah lewat sistem pembayarannya.

Baca Juga: Sigit Pramono: Indonesia masih belum aman bagi investor

Saat ini, beberapa pasar telah menggunakan sistem pembayaran secara elektronik, yaitu menggunakan layanan fintech dan kartu elektronik.

 BNI merupakan salah satu pelopor penyedia kartu elektronik Tapcash.“Setelah sistem pembayarannya siap, pelaku pasar harus membangun digital ekosistem, seperti yang sekarang ini sudah ada aplikasinya seperti sayurbox,” ujar dia.

 Digitalisi pelaku pasar harus dibangun  ke depan untuk  mengurangi sentuhan fisik  dan jaga jarak dengan menggunakan aplikasi yang aman dan efisien, “Selain itu, aplikasi digital lebih mudah dikontrol  serta meminimalkan tindakan kriminal,” ujar Sis Apik

Ekonom Senior Indef Aviliani meyakini, pandemi akan mempercepat transformasi di seluruh bidang, termasuk di pasar tradisional. Pasar akan mengalami distorsi besar dengan kebiasaan digitalisasi yang tidak akan berubah meski pandemi akan berlalu.

Pasalnya, masyarakat lebih cerdas sehingga mendahulukan keamanan dan kenyamanan.

Baca Juga: Menggunakan masker saat bersepeda atau lari punya manfaat, lo, ini penjelasannya

Adira Finance mengaku sudah bersentuhan dengan pasar tradisional  sejak tahun 2015. Ini terkait visi Adira Finance yakni creating share value untuk meningkatkan kesejahteraan. Yakni dengan pengembangan komunitas.

Selain itu, segmen pasar Adira Finance 50% dari sektor informal, termasuk pasar. Hal ini yang mendorong Adira Finance fokus untuk ikut membangun pasar melalui pilar CSR-nya.

“Covid-19 menyebabkan bisnis anjlok lebih 40%. Untuk itu, Adira Finance membantu pelaku pasar supaya bangkit,” ujar Human Capital & Marketing Director  Adira Finance Swandajani Gunadi. 

 Saat ini, ada 30 pasar binaan melalui Festival Pasar Rakyat Adira dan juga dikembangkannya bisnis portofolio Kedai UKM yang menjadi representative Adira

Bagi Adira, pasar kelak harus bisa menjadi tempat belanja nyaman, aman, serta sekaligus bisa menjadi tujuan wisata, baik untuk pengunjung domestik maupun dari luar negeri.

Baca Juga: Masuk pondok pesantren, Gerakan Pakai Masker ajak santri disiplin pakai masker

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×