kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PAN: Koalisi retak karena ketidaktegasan SBY


Sabtu, 28 Desember 2013 / 15:42 WIB
PAN: Koalisi retak karena ketidaktegasan SBY
ILUSTRASI. Ramalan cuaca hari ini Selasa (9/8) di Jawa dan Bali dari BMKG cerah hingga hujan ringan. ANTARA FOTO/Aji Styawan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sekretariat Gabungan (Setgab) yang dibentuk partai-partai koalisi pendukung pemerintah kini tak lagi berjalan beriringan. Terkadang, Setgab berbeda dalam sejumlah hal seperti penentuan masa kerja Timwas Century hingga pengambilan keputusan Perppu tentang Mahkamah Konstitusi.

Demokrat mengeluh, banyak partai koalisi yang menggunting dalam lipatan. Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu anggota koalisi yang dianggap Demokrat membelot, saat penentuan masa kerja Timwas Century.

PAN bersama partai lain mendukung agar masa kerja dilanjutkan, sementara Demokrat meminta agar Timwas Century dibubarkan. Lalu, bagaimana nasib koalisi 2014 mendatang? Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo mengatakan, menjelang pemilihan legislatif, koalisi dipastikan sulit untuk kompak.

Setelah pileg nanti, Dradjad memperkirakan, koalisi akan pecah tergantung dengan koalisi pencapresan yang baru.  “Biar bagaimana pun, dengan koalisi yang baru, ada kendala psikologis ketika partai-partai koalisi sekarang tidak lagi satu koalisi dalam Pilpres 2014. Jadi pasca pileg, yang berperan nanti adalah koalisi pencapresan yang baru,” kata Dradjad, Sabtu (28/12).

Dradjad mengaku memahami kekecewaan Partai Demokrat akan koalisi. Namu, Dradjad beranggapan tidak sejalannya sikap partai koalisi justru dikarenakan Partai Demokrat, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Ada beberapa partai koalisi yang sering mengambil sikap berlawanan dengan kebijakan Presiden. Bukan sekali dua kali. Tapi sering. Khususnya, PKS dan Golkar. Namun Presiden tidak pernah memberi sanksi tegas,” ucap Dradjad.

Ekonom yang sempat menjadi anggota DPR ini mengaku kerap mengingatkan koalisi akan ketidaktegasan SBY. Ia menilai sikap SBY itu akan merusak disiplin koalisi. Apalagi, lanjutnya, kredibilitas dan elektabilitas partai-partai pemerintah, terutama Partai Demokrat sebagai lokomotif koalisi dalam posisi anjlok.

“Yang akan terjadi, partai-partai koalisi bukannya terangkat ke atas oleh kinerja pemerintah, tapi terseret ke bawah,” katanya. Meski demikian, Dradjad mengatakan, sikap PAN tetap berada di dalam koalisi.

Hal ini tidak lepas dari hubungan besan antara Presiden SBY dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Dia menjelaskan, sikap PAN yang berseberangan dengan Partai Demokrat terkait masa tugas Timwas Century bukan menyerang Demokrat untuk mendulang suara.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan kekecewaanya kepada sejumlah partai koalisi. Dia menyebutkan, PAN dan PKB yang selama ini dikenal sebagai teman koalisi yang setia, justru mulai berseberangan terutama dalam keputusan masa kerja Timwas Century.

"Memang saya sedih dengan PAN dan PKB soal Century. Walau mereka kembali ke jalan yang benar waktu mendukung Perppu MK. Pak SBY selalu menghormati koalisi, walau mereka sering menggunting dalam lipatan," ujar Ruhut di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis lalu. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×