kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Paket kebijakan II diminta dukung manufaktur


Senin, 18 November 2013 / 17:45 WIB
Paket kebijakan II diminta dukung manufaktur
ILUSTRASI. Kemenhub) berencana memberlakukan vaksin booster sebagai syarat perjalanan transportasi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pelaku usaha menilai paket kebijakan pemerintah tahap kedua yang akan diluncurkan dalam waltu dekat harus dapat mendukung sektor manufaktur.

Citi Country Officer Indonesia Tigor M. Siahaan mengatakan defisit neraca transaksi berjalan terjadi karena lemahnya ekspor. Paket kebijakan untuk jangka menengah dan panjang dipandangnya harus mendukung sektor manufaktur untuk meningkatkan ekspor.

"Kalau dari pelaku usaha sebenarnya kalau kita lihat dari current account deficit kita memang karena ekspor kita mengalami pelemahan dari harga-harga komoditas yang turun. Akan tetapi secara medium to long term perlu kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung lagi untuk manufacturing sector, dari efisiensi dan infrastruktur," kata Tigor, Senin (18/11/2013).

Kebijakan yang mendukung sektor manufaktur, ujar dia, dapat menjadikan Indonesia tidak hanya berperan sebagai eksportir komoditas, namun juga sebagai eksportir barang-barang value added di komoditas tersebut.

"Jadi saya rasa bagaimana dari medium to long term. Kalau short term itu memang monitory policy BI sudah bekerja dengan keras. Bagaimana dari fiscal policynya dari medium to long term membuat kita jauh lebih kompetitif, jauh lebih efisien, jauh lebih produktif untuk menekan current account deficit," terang Tigor.

Dia memberi contoh, infrastruktur sebagai salah satu sektor yang harus didukung. Ini karena pembangunan pabrik-pabrik bisa saja di luar Jakarta dapat lebih dikembangkan. Ia pun menyebut macetnya pelabuhan Tanjung Priok dan tidak efisiensiennya di sana.

Alangkah baiknya menurut Tigor bila infrastruktur seperti itu dapat dikembangkan di tempat-tempat lain dengan menarik insentif dari pabrik dan investor lain guna mengembangkan produktivitas di luar wilayah Jakarta.

"Jadi kita sangat mengharapkan pemerataan. Karena biar bagaimanapun pemerataan ekonomi itu trickling down effectnya akan positif untuk suatu negara," pungkas Tigor. (Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×