kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pakar: Persoalan Jakarta akan tenggelam bukan sekadar lelucon


Jumat, 06 Maret 2020 / 13:02 WIB
Pakar: Persoalan Jakarta akan tenggelam bukan sekadar lelucon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jakarta, ibukota Indonesia, merupakan salah satu kota yang diperkirakan paling cepat tenggelam di dunia. Hal ini dikemukakan oleh World Economic Forum, berdasarkan peningkatan air laut dan ekstraksi air tanah berlebih.

Dilansir dari BBC, Jakarta didominasi oleh daerah rawa. Posisinya juga berdekatan dengan Laut Jawa, dan 13 sungai mengalir di dalamnya. Oleh karenanya, bukan hal yang mengejutkan jika tiap tahun Jakarta selalu kena banjir. Sayangnya, para pakar mengatakan kondisi itu semua kian memburuk.

Bukan hanya soal banjir, tapi seluruh daratan Jakarta bagian utara diperkirakan akan tenggelam pada 2050.

Baca Juga: Jakarta diramal tenggelam pada 2050, ilmuan PBB angkat bicara

Salah seorang pakar ITB, Heri Andreas yang sudah mengkaji daratan Jakarta selama kurang lebih 20 tahun mengungkapkan pendapatnya. Menurut Heri, persoalan Jakarta bakal tenggelam bukan sekedar lelucon.
"Jika kita lihat melalui model (contoh), pada 2050, 95% wilayah Jakarta Utara akan terendam."

Saat ini, tanah di Jakarta Utara memang telah anjlok sedalam 2,5 meter selama 10 tahun. Tiap tahunnya kondisinya makin anjlok sekitar 25 centimeter.

Jakarta secara keseluruhan mengalami penurunan tanah sedalam 1-15 centimeter per tahun dan hampir separuh dari ibukota itu berada di bawah permukaan laut. Dampak paling besar memang terasa di Jakarta Utara.

Baca Juga: Hadapi Karhutla perlu pengawasan kegiatan korporasi dan penegakkan hukum tegas

Di kabupaten Muara baru misalnya, seluruh gedung kantor terlantar. Tadinya terdapat perusahaan penangkapan ikan di sana, namun hanya beranda lantai pertama, satu-satunya yang tersisa.

Lantai pertama yang sudah terendam air laut menunjukkan bagaimana gedung itu mulai tenggelam.

Seperti apapun pemiliknya berusaha memperbaiki, mereka tetap tidak bisa melawan kehendak tanah yang terus 'mengisap' bangunannya. Jakarta Utara tadinya tempat bersejarah. Di sana terkenal sebagai kota pelabuhan bahkan sampai sekarang meski keadaannya sudah banyak terendam air laut, Jakarta Utara masih menjadi tempat bisnis tersibuk khususnya di Tanjung Priok.

Kondisi strategisnya yang dekat dengan sungai Ciliwung mengalirkan air langsung ke Laut Jawa merupakan salah satu alasan mengapa di masa kolonial, Pemerintah Belanda memasuki jalur tersebut di abad 17. Kini, sebanyak 1,8 juta orang tinggal di dalam kota yang menjadi campuran aneh antara bisnis pelabuhan yang memudar, masyarakat miskin di wilayah pesisir dan populasi besar orang Indonesia keturunan Tionghoa yang kaya.

Dilansir dari REUTERS, Tidak ada kota lain yang akan cepat tenggelam selain Jakarta. Sebanyak 20% dari teritorialnya sudah berada di bawah permukaan air laut. Hal ini menegaskan pendapat tentang tenggelamnya wilayah Jakarta Utara pada 2050.

Itulah mengapa Masjid Adhuna di distrik pelabuhan mulai terlantar sejak air laut menggenang pada 2005. Masjid itu tadinya dibangun di era kolonial Belanda untuk pelaut muslim. Sebuah dinding besar dibangun untuk memisahkan antara masjid yang tergenang itu dengan pemukiman di tanah kering di sebelahnya. Masjid itu kini bertengger tergenang dengan atap yang sudah setengah runtuh.

Baca Juga: 5 cara Presiden ungkapkan kemarahannya

Namun mengapa Jakarta tenggelam?

Selain faktor air laut yang meningkat, perencanaan tata kota selama ini tidak bekerja dengan baik. Kota Jakarta kebanyakan diaspal dan dibeton. Itu artinya, tidak ada daya resap jika air hujan turun selama musim penghujan.

Namun, tanah Jakarta kurang berkaitan dengan apa yang ada di atas tanah melainkan lebih banyak berhubungan dengan yang terjadi di bawah tanah. Ekstraksi air tanah adalah salah satu sumber masalahnya. Separuh dari rumah warga di Jakarta terhubung dengan jaringan pipa air bawah tanah.

Namun sebagian dari mereka juga ada yang menggunakan pompa air untuk memaksa air keluar dari tanah dengan alat pompa listrik. Tindakan ekstraksi air tanah inilah yang menyebabkan tanah Jakarta anjlok.

Baca Juga: Duh, Efek Semburan Minyak Pertamina Bisa Membesar

Seorang penasehat pemerintah Republik Indonesia di bidang Urban Planner, Nirwana Joga mengatakan kalau hal itu seperti 'pembunuhan pelan-pelan.' Hotel-hotel besar, pabrik-pabrik dan tempat perbelanjaan seperti mal juga memiliki sistem pompa air tanah masing-masing.

"Masalahnya ada pada ulah manusia sendiri, bukan alam," pungkas Nirwana.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kata Media Asing, Jakarta Salah Satu Kota Besar yang Cepat Tenggelam"
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×