Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pakar komunikasi politik, Tjipta Lesmana menduga ada motif politik dibalik kebijakan low cost green car (LCGC) alias mobil murah yang dikeluarkan oleh pemerintahan SBY.
"Kebijakan ini untuk mengganjal Jokowi di Pemilu 2014, dengan melepaskan mobil murah dijalanan Jakarta, SBY tinggal menyalahkan Jokowi nanti," kata Tjipta dalam sebuah diskusi di kompleks Gedung DPR, Jakarta, Jumat (1/10).
Tjipta melihat, tidak ada alasan yang dapat diterima dari kebijakan LCGC. "Katanya dari mobil murah ini, ada pemerataan. Tapi lihat saja nanti, 70% mobil murah akan tumpah dijakarta," imbuhnya.
Guru besar dari Universitas Pelita Harapan ini juga menangkap adanya hubungan antara mobil murah dengan wacana pemindahan ibu kota.
"Jangan-jangan mobil murah ini untuk menjadi alasan dibalik rencana pemindahan ibu kota," tandas Tjipta.
Sebab, kata Tjipta pemindahan Ibukota akan ada potensi korupsi yang besar. Dia bilang, triliunan rupiah akan digelontorkan untuk membangun 33 kantor kementerian dan infrastruktur sebagai sarana Ibukota baru. “Ini celah korupsi besar," pungkasnya.
Oleh karena itu, Tjipta mendukung adanya hak bertanya dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) kepada Presiden terkait dengan kebijakan ini.
Sebelumnya, 96 anggota DPD sepakat menggunakan hak bertanya kepada presiden SBY tentang kebijakan LCGC, karena mereka menilai kebijakan ini tidak efektif diterapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News