kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pajak Lingkungan Ditolak, Dialihkan Sebagai Retribusi


Kamis, 11 Desember 2008 / 16:29 WIB
Pajak Lingkungan Ditolak, Dialihkan Sebagai Retribusi


Reporter: Martina Prianti | Editor: Didi Rhoseno Ardi

JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) duduk bersama untuk membicarakan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Akhirnya, keduanya memutuskan nasib pajak lingkungan yang merupakan usulan pemerintah.

Ketua Panitia Khusus RUU PDRD Harry Azhar Azis mengatakan, pemerintah dan pimpinan RUU PDRD sepakat untuk tidak menerima usulan pajak lingkungan. "Disepakati, pajak lingkungan menjadi retribusi dan akan diatur lebih lanjut lewat peraturan pemerintah (PP)," ujar Harry, Kamis (11/12).

Dengan demikian, sambung dia, pelaku usaha tidak perlu khawatir bakal terjadi pungutan pajak oleh pemerintah daerah (pemda) dua kali. Alasannya, ke depan pengenaan pajak maupun retribusi oleh pemda bakal dijadikan satu.

Sekadar mengingatkan, ada beberapa klausul pajak lingkungan yang ditawarkan pemerintah dalam RUU PDRD. Di antaranya, setiap perusahaan yang dilaporkan menghasilkan polutan dan perusahaan dengan biaya produksi di atas Rp 300 juta per tahun wajib membayar pajak sebesar 0,5% atas biaya produksi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×